;

Senin, 15 Agustus 2016

LAPORAN PENDAHULUAN : DIARE AKUT

Senin, 15 Agustus 2016

LAPORAN PENDAHULUAN : DIARE AKUT

Nyeri perut, Nyeri, Usus Buntu, Kembung

1.      Definisi
Diare adalah buang air besar (defekasi)  dengan jumlah yinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair /setengan padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat. Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 x sehari. Diare terbagi 2 berdasarkan mula dan lamanya , yaitu diare akut dan kronis (carpenito, 2000).

2.      Etiologi
1.          Faktor infeksi : Bakteri ( Shigella, Shalmonella, Vibrio kholera), Virus (Enterovirus), parasit (cacing), Kandida (Candida Albicans).
2.          Faktor malabsorbsi : Karbihidrat, lemak,  protein.
3.          Faktor makanan : Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak, sayuran dimasak kurang matang. 
4.     Faktor Psikologis : Rasa takut, cemas.


4.      Manifestasi Klinis

Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam, tenesmus, hematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut. Akibat paling fatal dari diare yang berlangsung lama tanpa rehidrasi yang adekuat adalah kematian akibat dehidrasi yang menimbulkan renjatan hipovolemik atau gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang berlanjut. Seseoran yang kekurangan cairan akan merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung, lidah kering, tulang pipi tampak lebih menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak. Keluhan dan gejala ini disebabkan oleh deplesi air yang isotonik.
Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya dengan asam karbonat berkurang mengakibatkan penurunan pH darah yang merangsang pusat pernapasan sehingga frekuensi pernapasan meningkat dan lebih dalam (pernapasan Kussmaul)
Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit), tekanan darah menurun sampai tidak terukur. Pasien mulai gelisah, muka pucat, akral dingin dan kadang-kadang sianosis. Karena kekurangan kalium pada diare akut juga dapat timbul aritmia jantung.
Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun sampai timbul oliguria/anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatsi akan timbul penyulit nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti suatu keadaan gagal ginjal akut.
5.      Prinsip Penatalaksanaan
Penatalaksanaan diare akut karena infeksi pada orang dewasa terdiri atas:
1.         Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi.
2.         Tata kerja terarah untuk mengidentifkasi penyebab infeksi.
3.         Memberikan terapi simtomatik
4.         Memberikan terapi definitif.

6.      Pengkajian Keperawatan
Berdasarkan klasifikasi Doenges dkk. (2000) riwayat keperawatan yang perlu dikaji adalah
1.         Aktivitas/istirahat:
Gejala:
-      Kelelelahan, kelemahan atau malaise umum
1.         Insomnia, tidak tidur semalaman karena diare
2.         Gelisah dan ansietas

2.         Sirkulasi:
Tanda:
-      Takikardia (reapon terhadap dehidrasi, demam, proses inflamasi dan nyeri)
-      Hipotensi
1.         Kulit/membran mukosa : turgor jelek, kering, lidah pecah-pecah

3.         Integritas ego:
Gejala:
1.         Ansietas, ketakutan,, emosi kesal, perasaan tak berdaya
Tanda:
2.         Respon menolak, perhatian menyempit, depresi
4.         Eliminasi:
Gejala:
1.         Tekstur feses cair, berlendir, disertai darah, bau anyir/busuk.
2.         Tenesmus, nyeri/kram abdomen
Tanda:
3.         Bising usus menurun atau meningkat
4.         Oliguria/anuria
5.         Makanan dan cairan:
Gejala:
1.         Haus
2.         Anoreksia
3.         Mual/muntah
4.         Penurunan berat badan
5.         Intoleransi diet/sensitif terhadap buah segar, sayur, produk susu, makanan berlemak
Tanda:
6.         Penurunan lemak sub kutan/massa otot
7.         Kelemahan tonus otot, turgor kulit buruk
8.         Membran mukosa pucat, luka, inflamasi rongga mulut
6.         Hygiene:
Tanda:
1.         Ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri
2.         Badan berbau

7.         Nyeri dan Kenyamanan:
Gejala:
1.         Nyeri/nyeri tekan kuadran kanan bawah, mungkin hilang dengan defekasi
Tanda:
2.         Nyeri tekan abdomen, distensi.
8.         Keamanan:
Tanda:
1.         Peningkatan suhu pada infeksi akut,
2.         Penurunan tingkat kesadaran, gelisah
3.         Lesi kulit sekitar anus

9.         Seksualitas
Gejala:
1.         Kemampuan menurun, libido menurun


10.     Interaksi sosial
Gejala:
1.         Penurunan aktivitas sosial
11.     Penyuluhan/pembelajaran:
Gejala:
1.         Riwayat anggota keluarga dengan diare
2.         Proses penularan infeksi fekal-oral
3.         Personal higyene
4.         Rehidrasi

4.      Diagnosa Keperawatan
1.      Kekurangan volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui feses dan muntah serta intake terbatas (mual).
2.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien dan peningkatan peristaltik usus.
3.      Nyeri (akut) b/d hiperperistaltik, iritasi fisura perirektal.
4.      Kecemasan b/d perubahan status kesehatan, perubahan status sosio-ekonomis, perubahan fungsi peran dan pola interaksi.



No
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa
Tujuan
/Kriteria hasil
Intervensi
Rasional
1
Kekurangan volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui feses dan muntah serta intake terbatas (mual)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Kekurangan volume cairan dapat diatasi.
1.       Berikan cairan parenteral sesuai dengan program rehidrasi
2.       Pantau intake dan output.
3.       Kaji tanda vital, tanda/gejala dehidrasi dan hasil pemeriksaan laboratorium
4.       Kolaborasi pelaksanaan terapi definitif.

1.      Sebagai upaya rehidrasi untuk mengganti cairan yang keluar bersama feses.
2.      Memberikan informasi status keseimbangan cairan untuk menetapkan kebutuhan cairan pengganti.
3.      Menilai status hidrasi, elektrolit dan keseimbangan asam basa.
4.      Pemberian obat-obatan secara kausal penting setelah penyebab diare diketahui.
2
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien dan peningkatan peristaltik usus.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Perubahan nutrisi dapat diatas
1.       Pertahankan tirah baring dan pembatasan aktivitas selama fase akut.
2.       Pertahankan status NPO (puasa) selama fase akut/ketetapan medis dan segera mulai pemberian makanan per oral setelah kondisi klien mengizinkan
3.       Kolaborasi pemberian roborantia seperti vitamin B 12 dan asam folat.
4.       Kolaborasi pemberian nutrisi parenteral sesuai indikasi
1.      Menurunkan kebutuhan metabolic
2.      Pembatasan diet per oral mungkin ditetapkan selama fase akut untuk menurunkan peristaltik sehingga terjadi kekurangan nutrisi. Pemberian makanan sesegera mungkin penting setelah keadaan klinis klien memungkinkan.
3.      Diare menyebabkan gangguan fungsi ileus yang berakibat terjadinya malabsorbsi vitamin B 12; penggantian diperlukan untuk mengatasi depresi sum sum tulang, meningkatkan produksi SDM.
4.      Mengistirahatkan kerja gastrointestinal dan mengatasi/mencegah kekurangan nutrisi lebih lanjut.
3
Nyeri (akut) b/d hiperperistaltik, iritasi fisura perirektal.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Nyeri berkurang/ hilang
1.       Atur posisi yang nyaman bagi klien, misalnya dengan lutut fleksi.
2.       Lakukan aktivitas pengalihan untuk memberikan rasa nyaman seperti masase punggung dan kompres hangat abdomen
3.       Bersihkan area anorektal dengan sabun ringan dan airsetelah defekasi dan berikan perawatan kulit
4.       Kolaborasi pemberian obat analgetika dan atau antikolinergik sesuai indikasi
5.       Kaji keluhan nyeri (skala 1-10), perubahan karakteristik nyeri, petunjuk verbal dan non verbal
1.      Menurunkan tegangan abdomen.
2.      Meningkatkan relaksasi, mengalihkan fokus perhatian kliendan meningkatkan kemampuan koping.
3.      Melindungi kulit dari keasaman feses, mencegah iritasi.
4.      Analgetik sebagai agen anti nyeri dan antikolinergik untuk menurunkan spasme traktus GI dapat diberikan sesuai indikasi klinis.
5.      Mengevaluasi perkembangan nyeri untuk menetapkan intervensi selanjutnya.
4
Kecemasan b/d perubahan status kesehatan, perubahan status sosio-ekonomis, perubahan fungsi peran dan pola interaksi.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Kecemasan berkurang/ hilang
1.       Dorong klien untuk membicarakan kecemasan dan berikan umpan balik tentang mekanisme koping yang tepat.
2.       Tekankan bahwa kecemasan adalah masalah yang umum terjadi pada orang lain yang mengalami masalah yang sama dengan klien.
3.       Ciptakan lingkungan yang tenang, tunjukkan sikap ramah tamah dan tulus dalam membantu klien.
4.       Kolaborasi pemberian obat sedatif bila diperlukan.
5.       Kaji perubahan tingkat kecemasan (misalnya dengan indeks HARS)
1.      Membantu mengidentifikasi penyebab kecemasan dan alternatif pemecahan masalah.
2.      Membantu menurunkan stres dengan mengetahui bahwa klien bukan satu-satunya orang yang mengalami masalah yang demikian.
3.      Mengurangi rangsang eksternal yang dapat memicu peningkatan kecamasan.
4.      Dapat digunakan sebagai anti ansitas dan meningkatkan relaksasi.
5.      Mengevaluasi perkembangan kecemasan untuk menetapkan intervensi selanjutnya.


                                                                     DAFTAR PUSTAKA

Carpenito (2000), Diagnosa Keperawatan-Aplikasi pada Praktik Klinis, Ed.6, EGC, Jakarta

Doenges at al (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Ed.3, EGC, Jakarta

Price & Wilson (1995), Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Buku 1, Ed.4, EGC, Jakarta

Soeparman & Waspadji (1990), Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Ed. Ke-3, BP FKUI, Jakarta.


DOWNLOAD VERSI DOCX NYA DI SINI 





TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA

FADHIL AKMAL - Agustus 15, 2016
MASUKKAN TOMBOL TWEET DISINI

0 komentar:

Posting Komentar

loading...