;

Senin, 30 Desember 2024

DEMAM TYPHOID

Senin, 30 Desember 2024


Termometer, Sakit Kepala, Sakit, Pil, Obat, Tablet
Pengertian
Demam typhoid adalah penyakit akut yang disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica typhi (S typhi). Sementara demam ParaTyphoid, penyakit yang gejalanya mirip namun lebih ringan dari demam typhoid disebabkan oleh S ParaTyphi A, B atau C. 2 bakteri S typhi hanya menginfeksi manusia. Orang biasanya menderita penyakit ini setelah memakan atau meminum yang terkontaminasi oleh kotoran (feses) yang mengandung S typhi.(Hidayat, 2006).
Demam typhus atau Typhus Abdominalis adalah suatu infeksi akut yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi. Typhi dengan masa tunas 6-14 hari. Demam typhoid yang terbesar di seluruh dunia tidak tergantung pada iklim.Kebersiha perorangan yang buruk merupakan sumber dari penyakit ini meskipun lingkungan hidup umumnya adalah baik (Widodo, 2006).
Menurut Judarwanto (2012) demam typhoid atau typhoid adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica, khususnya turunannya yaitu Salmonella Typhi.Penyakit ini dapat ditemukan diseluruh dunia, dan disebarkan melalui makanan dan minuman yang terlah tercemar oleh tinja.Demam Typhoid juga dikenal sebagain demam enterik, adalah penyakit multisistemik fatal terutama disebabkan oleh Salmonella typhi.Manifestasi protean demam typhoid membuat penyakit ini menjadi tantangan diagnostic benar.Presentasi klasik mencakup demam, malaise, sakit perut menyebar, sebelit.Tidak diobati, demam typhoid adalah penyakit melelahkan yang dapat berkembang menjadi Delirium, Optundation, perdarahan usus, perforasi usus, dan kematian dalam waktu satu bulan onset.Korban dapat dibiarkan komplikasi Neuropsikiatri jangka panjang atau permanen.
Typhoid Abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan, dan gangguan kesadaran. (Nursalam, M.Nurs dkk, 2005)
Demam typhoid adalah penyakit menular yang bersifat akut, yang ditandai dengan bakterinia, perubahan pada system retikuloendotelial yang bersifat difus, pembentuka mikroapses dan ulserasi nodus peyer distalileum. (Soegeng Soegijanto, 2005)

Patogenesis
Masa inkubasi penyakit ini rata-rata 7-14 hari.Manifestasi klinik pada anak umumnya bervariasi.Demam adalah gejala yang paling utama diantara gejala klinisnya.Pada minggu pertama, tidak ada gejala khas dari penyakit ini.Bahkan, gejalanya menyerupai penyakit akut lainnya. Gejala yang muncul antara lain demam, sering bengong atau tidur melulu, sakit kepala, mual, muntah, nafsumakan menurun, sakit perut, diare, atau justru sembelit (sulit buang air besar) selama babarapa hari. Peningkatan suhu bertambah setiap hari.Setelah minggu kedua, gejala bertambah jelas.Demam yang dialami semakin tinggi, lidah kotor, bibir krring, kembung, penderita terlihat acuh tidak acuh dan lain-lain. (Judarwanto, 2012)
Infeksi terjadi pada saluran pencernaan.basil diserap di usus halus melalui bembuluh linfe lalu masuk kedalam  peredaran darah sampai di organ-organ lain, terutama dalam hati dann linfa. Basil yang tidak dihancurkan berkembang biak dalam hati dan linfa sehingga organ-organ tersebut akan membesar (Hipertropi) disertai nyeri pada perabaan, kemudian basil masuk kembali kedalam darah (Bakterimia) dan menyebar keseluruh tubuh terutama ke dalam kelenjar limfoid usus halus, sehingga menimbulkan tukak berbentuk lonjong pada mukosa diatas plak penyeri. Tukak tersebut dapat menimbulkan pendarahan dan perforasi usus.Gejala demam disebabkan oleh endotoksin, sedangkan gejala pada saluran pencernaan disebabkan oleh kelainan pada usus. (Ngastiyah, 2005)
Banya orang yang tidak terlihat sakit tapi berpotensi menyebarkan penyakit tifus.Inilah yang disebut dengan pembawa penyakit tifus.Meski sudah dinyatakan sembuh, bukan tidak mungkin mantan penderita masih menyimpan bakteri tifus dalam tubuhnya.Bakteri bisa bertahan berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.Sebagian bakteri penyebab tifus ada yang bersembunyi di kantong empedu. Bias saja bakteri ini keluar dan bercampur dengan tinja. Bakteri ini dapat keluar lewat air seni atau tinja penderita.(Judarwanto, 2012).
Infeksi terjadi pada saluran pencernaan. Bbasil diserap diusus halus melalui pembuluh linfa lalu masuk kedalam peredaran darah  sampai diorgan-organ lain, terutama hati dan linfa. Basil yang tidak dihancurkan berkembang biak dalam hati dan linfa sehingga organ-organ tersebut akan membesar (Hipertropi) disertai nyeri pada perabaan, kemudian basil masuk kembali kedalam darah (Bakterimia) dan menyebar keseluruh tubuh terutama ke dalam kelenjar limfoid usus halus, sehingga menimbulkan tukak berbentuk lonjong pada mukosa diatas plak penyeri. Tukak tersebut dapat menimbulkan pendarahan dan perforasi usus.Gejala demam disebabkan oleh endotoksin, sedangkan gejala pada saluran pencernaan disebabkan oleh kelainan pada usus. (Ngastiyah, 2005)

Manifestasi Klinis
Masa tunas 10-20 hari yang tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui makanan, sedangkan jika melalui minuman yang terlama 30 hari. Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala prodromal yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat, nafsu makan kurang.Pada kasus yang khas demam berlangsung 3 minggu, bersifat febris remiten dan suhu tidak tinggi sekali.Selama minggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur naik setiap hari, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari.Dalam minggu kedua pasien terus berada dalam keadaan demam, pada minggu ketiga, suhu berangsur turun dan normal kembali pada akhir minggu ketiga.Gangguan pada saluran pencernaan.Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap, bibir kering dan pecah-pecah (ragaden).Lidah tertutup selaput putih kotor (coated tongue), ujung dan tepinya kemerahan. Gangguan kesadaran, umumnya kesadaran pasien menurun walaupun tidak dalam yaitu apatis sampai somnolen, jarang terjadi stupor atau koma(kecuali penyakitnya berat dan terlambat mendapatkan pengobatan). Pada punggung atau anggota gerak dapat ditemukan roseola yaitu bintik-bintik kemerahan karena emboli basil dalam kapiler kulit yang dapat ditemukan pada minggu pertama demam.(Andriana, 2012).
Menurut Judarwanto (2012) keluhan dan gejala demam typhoid tidak khas, dan bervariasi dari gejala seperti flu ringan sampai tampilan sakit berat dan fatal yang mengenai banyak system organ.Secara klinis gambaran penyakit demam typhoid berupa demam berkepanjangan, gangguan fungsi usus, dan keluhan susunan saraf pusat.
a.    Panas lebih dari satu hari, biasanya mulai dengan sumer yang makin hari makin meninggi, sehingga pada minggu kedua panas tinggi terus menerus terutama pada malam hari.
b.    Gejala gastrointestinal dapat berupa obstipasi, diare, mual, muntah, dan kembung, hepatomegaly, splenomegali dan lidah kotor hiperemi.
c.    Gejala sarap sentral berupa delirium, apatis, somnolen, spoor, bahkan sampai koma.

 Pemeriksaan Penunjang
Menurut Andriani (2011) test diagnosis yang perlu dilakukan pada pasien demam typhoid adalah :
a.    Pemeriksaan darah
1)   Pemeriksaan darah untuk kultur (biakan empedu)
Salmonella typhosa dapat ditemukan dalam darah penderita pada minggu pertama sakit, lebih sering ditemukan dalam urine dan feces dalam waktu yang lama.
2)   Pemeriksaan widal
Pemeriksaan widal merupakan pemeriksaan yang dapat menentukan  diagnosis typhoid abdominalis secara pasti.Pemeriksaan ini perlu dikerjakan pada waktu masuk dan setiap minggi berikutnya. (diperlukan darah vena sebanyak 5cc untuk kultur dan widal).
b.    Pemeriksaan sumsum tulang belakang
Terdapat gambaran tulang belakang berupa hiperaktif Reticulum Endotel System (RES) dengan adanya sel makrofak.
Menurut Owthey (2010) pada pemekrisaan hematologi rutin didapatkan peningkatan leukosit sebagai penanda adanya proses infeksi. Pada pemeriksaan widal yang dilakukan setelah panas hari 7, dinyatakan bermakna bila titer O > 1/320, atau titer O < 1/320 dan meningkat 4 kali lipat dlam dua minggu, atau titer O (-) pada awal pemeriksaan dan menjadi positif dalam dua minggu tanpa melihat angka titer. Gall kultur dengan media carr empedu menggunakan diagnose pasti demam typhoid hasilnya positf, namun demikian, bila hasil kultur negative belum menyingkirkan kemungkinan typhoid, karena beberapa alasan yaitu pengaruh pemberian antibiotika, sampel yang tidak mencukupi, yaitu darah < 5cc, riwayat vaksinasi sebelumnya, dan pengambilan darah setelah minggu pertama, sebab pada minggu pertama aglutinin  dalam darah masih tinggi sehingga menekan pertumbuhan kuman.

Penatalaksanaan
Pada demam typhoid obat pilihan yang digunakan adalah chloramphenicol dengan dosis 4 x 500mg. paracitamol diberikan sebagai penurun panas dengan dosis 3 x 500mg, mempertahankan asumsi kalori dan cairan yang adekuat. Membertikan diet bebas yang rendah serat pada penderita tanpa gejala meteorismus, dan diet bubur saring pada penderita dengan meteorismus. Cairan yang adekuat untuk mencegah dehidrasi akibat muntah dan diare istirahat tirah baring (Owthey, 2010)
Menurut Andriana (2011) pasien typhoid perlu dirawat dirumah sakit untuk mendapatkan perawatan, observasi dan diberikan pengobatan yakni isolasi pasien, desinfeksi pakaian.Perawaban yang baik untuk menghindari komplikasi, mengingat sakit yang lama, lemah, anoreksia dan lain-lain.Istirahat selama demam sampai 2 minggu setelah suhu normal kembali (istirahat total), kemudian boleh duduk jika tidak panas lagi, boleh berdiri kemudian berjalan diruangan.
Pengobatan yang sering digunakan adalah :
a.    Cloramphenicol
Cloramphenicol masih merupakan obat utama untuk pengobatan typhoid. Dosis untuk anak : 20-100 mg/kg BB/dibagi dalam 4 dosis sampai 3 hari bebas panas/minimal 14 hari.
b.    Kotrimoksazol
dosis untuk anak : 8-20 mg/kg BB/hari dalam 2 dosis sampai 5 hari bebas panas/minimal 10 hari.
Bila terjadi ikterus dan hepatomegali : selain Cloramphenicol juga di terapi dengan ampicillin 100ng/kg BB/hari selama 14 hari dalam 4 dosis (Adriana, 2010).

Komplikasi
Komplikasi demam typhoid menurut Adriana (2011) dibagi dalam :
a.    Komplikasi Intestinal
1)      Pendarahan usus
2)      Perforasi usus
3)      Ileus paralitik
b.    Komplikasi ekstra-intesnital
1)      Komplikasi kordiovaskuler
Kegagalan sirkulasi perifel (renjaran sepsis) miokarditis, thrombosis, dan tromboflebitis.
2)      Komplikasi darah
Anemia hemolitik,trombositiperia dan sidrom uremia hemolitik.
c.    Komplikasi paru
Pneumonia, emfiema, dan pleuritis.
d.    Komplikasi hepair dan kandung empedu
Hepatitis dan kolesistitis
e.    Komplikasi ginjal
Glomerulonefritis, periostitis, spondilitis, dan arthiritis.
f.      Komplikasi neuropsikiatrik
Delirum, meningusmus, meningistis, polyneuritis perifer, sindrom, katatoni.

Penangganan Diet
Diet makanan harus mengandung cukup  cairan, kalori dan tinggi protein. Bahan makanan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang dan tidak menimbulkan gas, susu 2 gelas sehari, bila kesadaran pasien menurun diberikan makanan cair melalui sonde lambung. Jika kesadaran dan nafsu makan anak baik dapat juga diberikan makanan biasa.(Andriana, 2011).
Makanan yang rendah serat dan rendah sisa bertujuan untuk memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi yang sedikit mungkin meninggalkan sisa sehingga dapat membatasi volume fases, dan tidak merangsang saluran cerna.Pemberian bubur saring, juga ditujukan untuk menghindari terjadinya komplikasi perdarahan saluran cerna atau perforasi usus.Syarat-syarat deit sisa rendah adalah energi cukup sesuai dengan umur, jenis kelamin dan aktivitas, protein cukup yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total.Lemak sedang yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total.Kabohidrat cukup yaitu sisa kebutuhan energi total.Menghindari makanan berserat tinggi dan sedang sehingga asupan serat maksimal 8gr/hari. Pembatasan ini disesuaikan dengan tolerasi perorangan, mengindari susu, produk susu, daging berserat kasar (lidah) sesuai dengan  tolerasi perorangan,menghindari makanan yang terlalu berlemak, terlalu manis, terlalu asam, dan berbumbu tajam,makanan dimasak hingga lunak dan dihidangkan pada suhu yang tidak terlalu panas dan dingin. Makanan sering dihidangkan dalam porsi kecil, jika diberikan dalam jangka waktu lama atau dalam keadaan khusus, diet perlu disertai dengan suplemen vitamin dan mineral, makanan formula atau makanan perenteral. (Utami, 2010)
Menurut Denys (2012) penderita penyakit demam typhoid selama menjalani perawatan haruslah mengikuti petunjuk diet yang dianjurkan oleh dokter untuk di konsumsi, antara lain makanan yang cukup cairan, kalori, vitamin, dan protein, tidak mengandung banyak serat, tidak merangsang dan tiding mengandung banyak gas, dan makanan lunak diberikan saat istirahat. Pada mulanya penderita diberikan bubur saring kemudian bubur kasar untuk mengindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi usus.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian makanan padat secara dini yaitu nasi, lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang sayuran dengan serat kasaar) dapat diberikan dengan aman bigi penderita.Untuk kembali kemakanan “normal”, lakukan secara bertahap bersamaan dengan mobilisasi.Misalnya hari pertama dan kedua makanan lunak, hari ke-3 makanan biasa dan seterusnya.


FADHIL AKMAL - Desember 30, 2024

Jumat, 04 Oktober 2019

LAPORAN PENDAHULUAN : PENYAKIT CAMPAK

Jumat, 04 Oktober 2019

Penyakit kulit Cacar Air parah (varicella) di seluruh tubuh pria dewasa Asia.


A.    Campak
1.       Pengertian
Campak adalah penyakit akut yang disebabkan oleh virus campak yang sangat menular pada anak-anak, ditandai dengan panas, batuk, pilek, konjungtivitis dan ditemukan spesifik enantem (koplik”s spot), diikuti oleh erupsi makulopapular yang menyeluruh. Bahaya penyulit penyakit campak di kemudian hari adalah kurang gizi sebagai akibat diare berulang dan berkepanjangan pasca campak, sindrom subakutpanensifilitis (SSPE) pada anak > 10 tahun dan dan munculnya gejala penyakit tuberkulosis paru yang lebih parah pasca mengidap penyakit campak yang berat yang disertai pneumonia. (Ranuh, dkk 2008)
Campak atau yang sering kita ketahui dengan penyakit campak adalah penyakit yang sering menyerang anak-anak dan merupakan penyakit menular. Campak (rubeola, campak 9 hari) adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum timbulnya ruam kulit dan selama ruam kulit ada. (Muhammad, 2011)

2.      Manifestasi klinik penyakit campak
Terjadinya penyakit ini melalui tiga stadium yaitu 1) stadium kataris yang berlangsung 4-5 hari dengan gejala flu, batuk, demam, konjungtivitis, nyeri tenggorok, pembesaran kelenjar getah bening dan terjadi bercak koplik yaitu bercak putih kelabu yang dikelilingi daerah kemerahan. 2) stadium erupsi merupakan stadium campak yang ditandai dengan adanya titik merah pada palatum durum dan palatum mole, kemudian adanya bercak makulopapuler pada muka tubuh dan anggota gerak. 3) stadium konvalensi dimana gejala-gejala sudah mulai menghilang dan meninggalkan bekas seperti adanya hiperpigmentasi. (Alimul, 2006)
Gejala pertama biasanya timbul 10 hingga 12 hari masa inkubasi setelah tertular melalui udara atau droplet partikel ludah. Penularan melalui parenteral mempunyai masa inkubasi yang lebih singkat sekitar dua hingga empat hari. Penderita dengan imunokompromais masa inkubasinya lebih lama. Gejala prodromal yang sering terjadi demam, malaise, konjungtivitis, pilek, trakheobronkhitis (dengan manifestasi batuk) berlangsung selama dua hingga empat hari. Gejala-gejala ini mirip dengan infeksi saluran nafas bagian atas karena sebab lainnya. Demam yang timbul biasanya dalan empat hari dan dapat mencapai suhu 40,6°C (105 F). Pada hari pertama hingga hari kedua sebelum dan sesudah timbulnya rash didapatkan bercak koplik (koplik spots) di daerah mukosa pipi, gejala ini dikenal sebagai tanda patognomonik campak. Gambaran rash berbentuk erupsi makulopapular berlangsung selama 14 hari setelah terpapar dan menyebar mulai kepala (muka, dahi, rambut, telinga, dan leher bagian atas) meluas ke tubuh hingga ekstremitas selama tiga atau empat hari. Bercak kemerahan biasanya menyatu pada muka dan tubuh bagian atas bila ditekan berwarna kepucatan. Pada hari ketiga dan empat bercak berwarna kecoklatan dan tidak pucat bila ditekan. (Djauzi, 2007)
Demam timbul secara bertahap dan meningkat sampai hari kelima atau keenam pada puncak timbulnya ruam. Kadang-kadang kurva suhu menunjukkan gambaran bifasik, ruam awal pada 24-48 jam pertama diikuti dengan turunnya suhu tubuh sampai normal selama periode satu hari dan kemudian diikuti dengan dengan kenaikan suhu tubuh yang cepat mencapai 40°C pada waktu ruam sudah timbul di seluruh tubuh. Pada kasus yang tanpa komplikasi, suhu tubuh mengalami lisis dan kemudian turun mencapai suhu yang normal.  Gejala awal lainnya yang sering ditemukan adalah batuk, pilek, mata merah selanjutnya di cari gejala koplik’s spot. Dua hari sebelum ruam timbul, gejala koplik’s spot yang merupakan tanda pathognomonis dari penyakit campak, dapat dideteksi. Mula-mula hanya didapatkan dua atau tiga sampai enam bintik. Kombinasi dari noda putih keabuan dan warna merah muda disekitarnya merupakan tanda patognomonik absolut dari penyakit campak. Kadang-kadang noda putih keabuan sangat kecil dan sulit terlihat dan hanya dengan sinar yang langsung dan terang dapat terlihat. Timbulnya koplik’s spot hanya berlangsung sebentar, kurang lebih 12 jam, sehingga sukar terdeteksi dan biasanya luput pada waktu dilakukan pemeriksaan klinis. Ruam timbul pertama kali pada hari ketiga sampai keempat dari timbulnya demam. Ruam dimulai sebagai erupsi makulopapula eritematosa, dan mulai timbul pada bagian samping atas leher, daerah belakang telinga, perbatasan rambut di kepala dan meluas ke dahi. Kemudian menyebar ke bawah ke seluruh muka dan leher dalam waktu 24 jam jam. Seterusnya menyebar ke ekstremitas atas, dada, daerah perut dan punggung, mencapai kaki pada hari ketiga. Bagian yang pertama kena mengandung lebih banyak lesi daripada yang terkena kemudian. Setelah tiga atau empat hari, lesi teersebut berubah menjadi berwarna kecoklatan. Hal ini kemungkinan sebagai akibat dari perdarahan kapiler, dan tidak memucat dengan penekanan. Dengan menghilangnya ruam, timbul perubahan warna dari ruam , yaitu menjadi berwarna kehitaman atau lebih gelap. Dan kemudian disusul dengan timbulnya deskuamasi berupa sisik berwarna keputihan. (Ranuh dkk, 2008)
Menurut Muhammad (2011) Penyakit Campak itu mempunyai tanda atau gejala sebagai berikut :
a. Tahap Awal (hari 1 sampai hari ke-3)
1.      Biasanya didahului dengan panas, anak kelihatan lemah-lesu, sering disertai dengan batuk-pilek
2.      Mata memerah, keluar air mata (nrocos) kalau kena sinar yang terang terasa sakit
b. Tahap Lanjut (hari ke-4 sampai hari ke-5)
1.      Anak bertambah panas, batuk semakin ngikil dan ingusnya semakin bertambah banyak
2.      Keluar bintik-bintik merah. Kalau ibu-ibu sekalian mengamati, ternyata bintik –bintik merah tersebut muncul pertama kali dari belakang telinga kemudian ke dahi kemudian ke leher dan kemudian menjalar ke badan sampai ke ke dua kaki si anak
3.      Setelah bintik-bintik merah itu tersebar merata ke seluruh tubuh, baru panas badannya turun.
c. Tahap Penyembuhan (hari ke-6 sampai hari ke-9)
1.      Biasanya mulai hari ke-6 bintik-bintik merah akan berubah warnanya menjadi kehitaman dan akan mulai berangsur-angsur hilang.
2.      Pada saat itu juga, panas badan sudah mulai menurun, batuk dan pilek sudah mulai sembuh

3.      Mekanisme penyebaran penyakit campak
Menurut Pantirapih (2009) Penularan penyakit campak yaitu dari orang ke orang melalui percikan ludah dan transmisi melalui udara ( sampai 2 jam setelah penderita campak meninggalkan ruangan). Waktu Penularan: 4 hari sebelum dan 4 hari setelah ruam. Penularan maksimum pada 3-4 hari setelah ruam.
Virus campak ditularkan melalui udara atau droplet partikel ludah. Penularan melalui parenteral biasanya mempunyai masa inkubasi yang lebih singkat. (Djauzi, 2007)
Menurut Muhammad (2011) Campak adalah penyakit menular. Saat penderita campak batuk atau bersin maka penderita akan menyemprotkan titik-titik cairan ludah atau ingus yang banyak mengandung kuman Campak. Bayi atau anak yang berada di dekat penderita akan terkena percikan ludah atau ingus yang mengandung kuman Campak tersebut. Setelah itu kumannya masuk ke saluran nafas si-bayi atau si-anak yang ada di dekatnya tadi melalui hidung. Jadinya anak atau bayi tersebut ketularan penyakit campak.
 Virus campak ditularkan secara langsung dari droflet infeksi, dan agak jarang dengan penularan lewat udara (airborne spread). Virus campak sangat sensitif terhadap panas, sangat mudah rusak pada suhu 37°C. Toleransi terhadap perubahab pH baik sekali. Bersifat sensitif terhadap eter, cahaya, trysine. Virus mempunyai jangka waktu hidup yang pendek (short survival time) yaitu kurang dari dua jam. Apabila disimpan pada laboratorium, suhu penyimpanan yang baik adalah pada suhu -70°C. (Ranuh, dkk 2008)

4.       Komplikasi penyakit campak  
Menurut Pantirapih (2009) komplikasi penyakit campak yang sering terjadi yaitu Diare yang dapat diikuti dehidrasi, Radang paru-paru, Malnutrisi, radang telinga tengah, Sariawan, Komplikasi mata. Sedangkan komplikasi yang jarang terjadi yaitu Encephalitis / radang otak, Myocarditis / radang otot jantung,  Pneumonia / radang paru-paru, Subacute Sclerosing Pan Encephalitis (SSPE) : proses degeneratif susunan saraf pusat Disebabkan karena infeksi virus yang menetap.
Komplikasi campak di kemudian hari adalah kurang gizi sebagai akibat diare berulang dan berkepanjangan pasca campak, gejala penyakit tuberkulosis paru yang lebih parah pasca mengidap penyakit campak yang berat yang disertai pneumonia. (Ranuh, 2008)

5.      Pengobatan Dan Pencegahan
Pada umumnya penyakit Campak dapat sembuh dengan sempurna. Komplikasi terjadi bila kekebalan anak tidak bagus atau anak menderita kurang gizi. Pengobatan bersifat suportif, terdiri dari pemberian cairan yang cukup, suplemen nutrisi, obat anti-demam, obat batuk dan pilek. Bila tidak ada komplikasi dilakukan rawat jalan. Rawat Inap bila demam tinggi (>39ÂșC), dehidrasi, kejang, asupan makanan / minuman sulit, atau adanya komplikasi. Pemberian Vitamin A (100.000 IU untuk anak usia 6-12 bulan dan 200.000 IU untuk >12 bulan. Vitamin A ini berfungsi untuk perbaikan selaput lendir ( mata, mulut, hidung, usus) yang meradang. (Pantirapih, 2008)
Tidak ada pengobatan khusus untuk campak. Anak sebaiknya menjalani istirahat. Untuk menurunkan demam, diberikan asetaminofen atau ibuprofen. Jika terjadi infeksi bakteri, diberikan antibiotik. maka dari itu harus berjaga-jaga. Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak-anak. Vaksin biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan gondongan dan campak Jerman (vaksin MMR/mumps, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha atau lengan atas. (Wikipedia, 2012)
Pengobatan terhadap campak merupakan terapi supportif, karena penyakit ini bersifat sembuh sendiri. Pengobatan yang penting berupa penggantian cairan yang baik karena banyak cairan yang hilang karena demam, diare maupun muntah. Cairan infus juga penting apabila pasien sudah kehilangan cairan berat. Pasien juga harus dirawat di Rumah Sakit jikalau telah ditemui komplikasi dari campak. Suplemen vitamin A, terutama pada anak dan penderita yang kekurangan vitamin A, harus diberikan segera. Juga peran dari obat anti-virus dapat diberikan pada pasien campak berat. (Sabat, 2012)
Jika hanya mengandung campak, vaksin dibeirkan pada umur 9 bulan. Dalam bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun. selain itu penderita juga harus disarankan untuk istirahat minimal 10 hari dan makan makanan yang bergizi agar kekebalan tubuh meningkat. (Wikipedia, 2012)


FADHIL AKMAL - Oktober 04, 2019

TEORI TENTANG SIKAP


Tim, Motivasi, Kerja Tim, Bersama, Kelompok, Komunitas
1.      Pengertian
Menurut Nursalam (2009) menyebutkan sikap merupakan suatu reaksi atau respon yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan. Sikap merupakan kecenderungan yang berasal dari dalam diri individu untuk berkelakuan dengan pola-pola tertentu terhadap suatu objek akibat pendirian dan perasaan terhadap objek tersebut.
Menurut Sunaryo ( 2007 ) yang dikutip dari Abu Ahmadi 1999, sikap adalah kesiapan merespons yang sifatnya positif atau negatif terhadap suatu objek atau situasi secara konsisten.

2.       Komponen Sikap
MenurutAllport (1954) dalam Notoadmodjo (2007) sikap itu terdiri dari tiga komponen pokok, yaitu:
a.    Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek, artinya bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhada pobjek.
b.    Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya bagaimana penilaian (terkandung didalamnya faktor emosional).
c.    Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave), artinya sikap adalah merupakan komponen yang mendahului tindakan atau prilaku terbuka. Sikap adalah ancaman-ancaman untuk bertindak atau berprilaku terbuka (tindakan).

3.       Ciri-Ciri Sikap
Ciri-ciri sikap menurut Wawan dan Dewi ( 2010 ) adalah sebagai berikut :
1.        Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan itu dalam hubungan dengan obyeknya. Sifat ini membedakannya dengan sifat motif-motif biogenis seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat.
2.        Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.
3.        Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap suatu objek dengan kata lain, sikap itu terbentuk, dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.
4.        Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dari segi-segi perasaan, sifat alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki orang.

4.       Sifat Sikap
Menurut Wawan dan Dewi ( 2010 ) sifat dapat pula bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif :
1.        Sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan objek tertentu.
2.        Sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai objek tertentu.

5.      Tingkatan Sikap
Nursalam (2009) menjelaskan bahwa seperti halnya dengan pengetahuan sikap juga mempunyai tingkatan, yaitu:
a.    Menerima (Receiving)
Menerima berarti mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan/objek.
b.    Menanggapi (Responding)
Memberikan jawaban jika ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan merupakan indikasi sikap. Terlepas dari benar atau salah, hal ini berarti individu menerima ide tersebut.
c.    Menghargai (Valving)
Pada tingkat ini individu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.
d.   Bertanggung Jawab (Responsible)
Merupakan sikap yang paling tinggi,dengan segala resiko bertanggung jawab terhadap sesuatu yang telah dipilih, meskipun mendapat tantangan dari keluarga.

6.       Pengukuran Sikap
Menurut Sunaryo ( 2007 ) secara garis besar, pengukuran sikap dibedakan menjadi dua cara yaitu secara langsung dan tidak langsung.
1.    Secara Langsung
          Dengan cara ini subjek secara langsung dimintai pendapat bagaimana sikapnya terhadap suatu masalah atau hal yang dihadapkan kepadanya. Jenis-jenis pengukuran sikap secara langsung yaitu :
a.    Langsung berstruktur
          Cara ini mengukur sikap dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun sedemikian rupa dalam suatu alat yang telah ditentukan dan langsung diberikan kepada subjek yang diteliti. Contoh : pengukuran sikap dengan menggunakan skala likert atau yang lebih dikenal dengan teknik “Summated Ratting”. Responden diberikan pertanyaan-pertanyaan dengan kategori jawaban yang telah dituliskan dan pada umumnya 1 sampai dengan 5 kategori jawaban yaitu sangat setuju (5), setuju (4), ragu-ragu (3), tidak setuju (2), sangat tidak setuju (1).
b.    Langsung tak berstruktur
          Cara ini merupakan pengukuran sikap yang sederhana dan tidak diperlukan persiapan yang cukup mendalam, misalnya mengukur sikap dengan wawancara bebas atau free interview, pengamatan langsung atau survei.
2.      Secara Tidak Langsung
Cara pengukuran sikap dengan menggunakan tes. Umumnya digunakan skala semantik-differensial yang terstandar. Cara pengukuran sikap yang banyak digunakan adalah skala yang dikembangkan oleh Charles E.Osgood.

7.       Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Sikap
Menurut Wawan dan Dewi ( 2010 ) faktor-faktor yang mempengaruhi sikap keluarga terhadap objek sikap antara lain :
1.    Pengalaman Pribadi
          Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.
2.    Pengaruh orang lain
          Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konfrontis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.
3.    Pengaruh kebudayaan
          Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap, kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya.
4.    Media massa
          Dalam pemberitan surat kabar maupun radido atau media komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisannya, akibatnya berpengaruh terhadap sikap konsumennya.
5.    Lembaga pendidikan dan Lembaga agama
          Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaan tidaklah mengherankan jika kalau pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.
6.    Faktor emosional
Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan penyataan yang didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.


FADHIL AKMAL - Oktober 04, 2019
loading...