;

Jumat, 04 Oktober 2019

LAPORAN PENDAHULUAN : PENYAKIT CAMPAK

Jumat, 04 Oktober 2019

Penyakit kulit Cacar Air parah (varicella) di seluruh tubuh pria dewasa Asia.


A.    Campak
1.       Pengertian
Campak adalah penyakit akut yang disebabkan oleh virus campak yang sangat menular pada anak-anak, ditandai dengan panas, batuk, pilek, konjungtivitis dan ditemukan spesifik enantem (koplik”s spot), diikuti oleh erupsi makulopapular yang menyeluruh. Bahaya penyulit penyakit campak di kemudian hari adalah kurang gizi sebagai akibat diare berulang dan berkepanjangan pasca campak, sindrom subakutpanensifilitis (SSPE) pada anak > 10 tahun dan dan munculnya gejala penyakit tuberkulosis paru yang lebih parah pasca mengidap penyakit campak yang berat yang disertai pneumonia. (Ranuh, dkk 2008)
Campak atau yang sering kita ketahui dengan penyakit campak adalah penyakit yang sering menyerang anak-anak dan merupakan penyakit menular. Campak (rubeola, campak 9 hari) adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum timbulnya ruam kulit dan selama ruam kulit ada. (Muhammad, 2011)

2.      Manifestasi klinik penyakit campak
Terjadinya penyakit ini melalui tiga stadium yaitu 1) stadium kataris yang berlangsung 4-5 hari dengan gejala flu, batuk, demam, konjungtivitis, nyeri tenggorok, pembesaran kelenjar getah bening dan terjadi bercak koplik yaitu bercak putih kelabu yang dikelilingi daerah kemerahan. 2) stadium erupsi merupakan stadium campak yang ditandai dengan adanya titik merah pada palatum durum dan palatum mole, kemudian adanya bercak makulopapuler pada muka tubuh dan anggota gerak. 3) stadium konvalensi dimana gejala-gejala sudah mulai menghilang dan meninggalkan bekas seperti adanya hiperpigmentasi. (Alimul, 2006)
Gejala pertama biasanya timbul 10 hingga 12 hari masa inkubasi setelah tertular melalui udara atau droplet partikel ludah. Penularan melalui parenteral mempunyai masa inkubasi yang lebih singkat sekitar dua hingga empat hari. Penderita dengan imunokompromais masa inkubasinya lebih lama. Gejala prodromal yang sering terjadi demam, malaise, konjungtivitis, pilek, trakheobronkhitis (dengan manifestasi batuk) berlangsung selama dua hingga empat hari. Gejala-gejala ini mirip dengan infeksi saluran nafas bagian atas karena sebab lainnya. Demam yang timbul biasanya dalan empat hari dan dapat mencapai suhu 40,6°C (105 F). Pada hari pertama hingga hari kedua sebelum dan sesudah timbulnya rash didapatkan bercak koplik (koplik spots) di daerah mukosa pipi, gejala ini dikenal sebagai tanda patognomonik campak. Gambaran rash berbentuk erupsi makulopapular berlangsung selama 14 hari setelah terpapar dan menyebar mulai kepala (muka, dahi, rambut, telinga, dan leher bagian atas) meluas ke tubuh hingga ekstremitas selama tiga atau empat hari. Bercak kemerahan biasanya menyatu pada muka dan tubuh bagian atas bila ditekan berwarna kepucatan. Pada hari ketiga dan empat bercak berwarna kecoklatan dan tidak pucat bila ditekan. (Djauzi, 2007)
Demam timbul secara bertahap dan meningkat sampai hari kelima atau keenam pada puncak timbulnya ruam. Kadang-kadang kurva suhu menunjukkan gambaran bifasik, ruam awal pada 24-48 jam pertama diikuti dengan turunnya suhu tubuh sampai normal selama periode satu hari dan kemudian diikuti dengan dengan kenaikan suhu tubuh yang cepat mencapai 40°C pada waktu ruam sudah timbul di seluruh tubuh. Pada kasus yang tanpa komplikasi, suhu tubuh mengalami lisis dan kemudian turun mencapai suhu yang normal.  Gejala awal lainnya yang sering ditemukan adalah batuk, pilek, mata merah selanjutnya di cari gejala koplik’s spot. Dua hari sebelum ruam timbul, gejala koplik’s spot yang merupakan tanda pathognomonis dari penyakit campak, dapat dideteksi. Mula-mula hanya didapatkan dua atau tiga sampai enam bintik. Kombinasi dari noda putih keabuan dan warna merah muda disekitarnya merupakan tanda patognomonik absolut dari penyakit campak. Kadang-kadang noda putih keabuan sangat kecil dan sulit terlihat dan hanya dengan sinar yang langsung dan terang dapat terlihat. Timbulnya koplik’s spot hanya berlangsung sebentar, kurang lebih 12 jam, sehingga sukar terdeteksi dan biasanya luput pada waktu dilakukan pemeriksaan klinis. Ruam timbul pertama kali pada hari ketiga sampai keempat dari timbulnya demam. Ruam dimulai sebagai erupsi makulopapula eritematosa, dan mulai timbul pada bagian samping atas leher, daerah belakang telinga, perbatasan rambut di kepala dan meluas ke dahi. Kemudian menyebar ke bawah ke seluruh muka dan leher dalam waktu 24 jam jam. Seterusnya menyebar ke ekstremitas atas, dada, daerah perut dan punggung, mencapai kaki pada hari ketiga. Bagian yang pertama kena mengandung lebih banyak lesi daripada yang terkena kemudian. Setelah tiga atau empat hari, lesi teersebut berubah menjadi berwarna kecoklatan. Hal ini kemungkinan sebagai akibat dari perdarahan kapiler, dan tidak memucat dengan penekanan. Dengan menghilangnya ruam, timbul perubahan warna dari ruam , yaitu menjadi berwarna kehitaman atau lebih gelap. Dan kemudian disusul dengan timbulnya deskuamasi berupa sisik berwarna keputihan. (Ranuh dkk, 2008)
Menurut Muhammad (2011) Penyakit Campak itu mempunyai tanda atau gejala sebagai berikut :
a. Tahap Awal (hari 1 sampai hari ke-3)
1.      Biasanya didahului dengan panas, anak kelihatan lemah-lesu, sering disertai dengan batuk-pilek
2.      Mata memerah, keluar air mata (nrocos) kalau kena sinar yang terang terasa sakit
b. Tahap Lanjut (hari ke-4 sampai hari ke-5)
1.      Anak bertambah panas, batuk semakin ngikil dan ingusnya semakin bertambah banyak
2.      Keluar bintik-bintik merah. Kalau ibu-ibu sekalian mengamati, ternyata bintik –bintik merah tersebut muncul pertama kali dari belakang telinga kemudian ke dahi kemudian ke leher dan kemudian menjalar ke badan sampai ke ke dua kaki si anak
3.      Setelah bintik-bintik merah itu tersebar merata ke seluruh tubuh, baru panas badannya turun.
c. Tahap Penyembuhan (hari ke-6 sampai hari ke-9)
1.      Biasanya mulai hari ke-6 bintik-bintik merah akan berubah warnanya menjadi kehitaman dan akan mulai berangsur-angsur hilang.
2.      Pada saat itu juga, panas badan sudah mulai menurun, batuk dan pilek sudah mulai sembuh

3.      Mekanisme penyebaran penyakit campak
Menurut Pantirapih (2009) Penularan penyakit campak yaitu dari orang ke orang melalui percikan ludah dan transmisi melalui udara ( sampai 2 jam setelah penderita campak meninggalkan ruangan). Waktu Penularan: 4 hari sebelum dan 4 hari setelah ruam. Penularan maksimum pada 3-4 hari setelah ruam.
Virus campak ditularkan melalui udara atau droplet partikel ludah. Penularan melalui parenteral biasanya mempunyai masa inkubasi yang lebih singkat. (Djauzi, 2007)
Menurut Muhammad (2011) Campak adalah penyakit menular. Saat penderita campak batuk atau bersin maka penderita akan menyemprotkan titik-titik cairan ludah atau ingus yang banyak mengandung kuman Campak. Bayi atau anak yang berada di dekat penderita akan terkena percikan ludah atau ingus yang mengandung kuman Campak tersebut. Setelah itu kumannya masuk ke saluran nafas si-bayi atau si-anak yang ada di dekatnya tadi melalui hidung. Jadinya anak atau bayi tersebut ketularan penyakit campak.
 Virus campak ditularkan secara langsung dari droflet infeksi, dan agak jarang dengan penularan lewat udara (airborne spread). Virus campak sangat sensitif terhadap panas, sangat mudah rusak pada suhu 37°C. Toleransi terhadap perubahab pH baik sekali. Bersifat sensitif terhadap eter, cahaya, trysine. Virus mempunyai jangka waktu hidup yang pendek (short survival time) yaitu kurang dari dua jam. Apabila disimpan pada laboratorium, suhu penyimpanan yang baik adalah pada suhu -70°C. (Ranuh, dkk 2008)

4.       Komplikasi penyakit campak  
Menurut Pantirapih (2009) komplikasi penyakit campak yang sering terjadi yaitu Diare yang dapat diikuti dehidrasi, Radang paru-paru, Malnutrisi, radang telinga tengah, Sariawan, Komplikasi mata. Sedangkan komplikasi yang jarang terjadi yaitu Encephalitis / radang otak, Myocarditis / radang otot jantung,  Pneumonia / radang paru-paru, Subacute Sclerosing Pan Encephalitis (SSPE) : proses degeneratif susunan saraf pusat Disebabkan karena infeksi virus yang menetap.
Komplikasi campak di kemudian hari adalah kurang gizi sebagai akibat diare berulang dan berkepanjangan pasca campak, gejala penyakit tuberkulosis paru yang lebih parah pasca mengidap penyakit campak yang berat yang disertai pneumonia. (Ranuh, 2008)

5.      Pengobatan Dan Pencegahan
Pada umumnya penyakit Campak dapat sembuh dengan sempurna. Komplikasi terjadi bila kekebalan anak tidak bagus atau anak menderita kurang gizi. Pengobatan bersifat suportif, terdiri dari pemberian cairan yang cukup, suplemen nutrisi, obat anti-demam, obat batuk dan pilek. Bila tidak ada komplikasi dilakukan rawat jalan. Rawat Inap bila demam tinggi (>39ÂșC), dehidrasi, kejang, asupan makanan / minuman sulit, atau adanya komplikasi. Pemberian Vitamin A (100.000 IU untuk anak usia 6-12 bulan dan 200.000 IU untuk >12 bulan. Vitamin A ini berfungsi untuk perbaikan selaput lendir ( mata, mulut, hidung, usus) yang meradang. (Pantirapih, 2008)
Tidak ada pengobatan khusus untuk campak. Anak sebaiknya menjalani istirahat. Untuk menurunkan demam, diberikan asetaminofen atau ibuprofen. Jika terjadi infeksi bakteri, diberikan antibiotik. maka dari itu harus berjaga-jaga. Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak-anak. Vaksin biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan gondongan dan campak Jerman (vaksin MMR/mumps, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha atau lengan atas. (Wikipedia, 2012)
Pengobatan terhadap campak merupakan terapi supportif, karena penyakit ini bersifat sembuh sendiri. Pengobatan yang penting berupa penggantian cairan yang baik karena banyak cairan yang hilang karena demam, diare maupun muntah. Cairan infus juga penting apabila pasien sudah kehilangan cairan berat. Pasien juga harus dirawat di Rumah Sakit jikalau telah ditemui komplikasi dari campak. Suplemen vitamin A, terutama pada anak dan penderita yang kekurangan vitamin A, harus diberikan segera. Juga peran dari obat anti-virus dapat diberikan pada pasien campak berat. (Sabat, 2012)
Jika hanya mengandung campak, vaksin dibeirkan pada umur 9 bulan. Dalam bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun. selain itu penderita juga harus disarankan untuk istirahat minimal 10 hari dan makan makanan yang bergizi agar kekebalan tubuh meningkat. (Wikipedia, 2012)




TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA

FADHIL AKMAL - Oktober 04, 2019
MASUKKAN TOMBOL TWEET DISINI

0 komentar:

Posting Komentar

loading...