;

Jumat, 04 Oktober 2019

LAPORAN PENDAHULUAN : PENYAKIT CAMPAK

Jumat, 04 Oktober 2019

Penyakit kulit Cacar Air parah (varicella) di seluruh tubuh pria dewasa Asia.


A.    Campak
1.       Pengertian
Campak adalah penyakit akut yang disebabkan oleh virus campak yang sangat menular pada anak-anak, ditandai dengan panas, batuk, pilek, konjungtivitis dan ditemukan spesifik enantem (koplik”s spot), diikuti oleh erupsi makulopapular yang menyeluruh. Bahaya penyulit penyakit campak di kemudian hari adalah kurang gizi sebagai akibat diare berulang dan berkepanjangan pasca campak, sindrom subakutpanensifilitis (SSPE) pada anak > 10 tahun dan dan munculnya gejala penyakit tuberkulosis paru yang lebih parah pasca mengidap penyakit campak yang berat yang disertai pneumonia. (Ranuh, dkk 2008)
Campak atau yang sering kita ketahui dengan penyakit campak adalah penyakit yang sering menyerang anak-anak dan merupakan penyakit menular. Campak (rubeola, campak 9 hari) adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum timbulnya ruam kulit dan selama ruam kulit ada. (Muhammad, 2011)

2.      Manifestasi klinik penyakit campak
Terjadinya penyakit ini melalui tiga stadium yaitu 1) stadium kataris yang berlangsung 4-5 hari dengan gejala flu, batuk, demam, konjungtivitis, nyeri tenggorok, pembesaran kelenjar getah bening dan terjadi bercak koplik yaitu bercak putih kelabu yang dikelilingi daerah kemerahan. 2) stadium erupsi merupakan stadium campak yang ditandai dengan adanya titik merah pada palatum durum dan palatum mole, kemudian adanya bercak makulopapuler pada muka tubuh dan anggota gerak. 3) stadium konvalensi dimana gejala-gejala sudah mulai menghilang dan meninggalkan bekas seperti adanya hiperpigmentasi. (Alimul, 2006)
Gejala pertama biasanya timbul 10 hingga 12 hari masa inkubasi setelah tertular melalui udara atau droplet partikel ludah. Penularan melalui parenteral mempunyai masa inkubasi yang lebih singkat sekitar dua hingga empat hari. Penderita dengan imunokompromais masa inkubasinya lebih lama. Gejala prodromal yang sering terjadi demam, malaise, konjungtivitis, pilek, trakheobronkhitis (dengan manifestasi batuk) berlangsung selama dua hingga empat hari. Gejala-gejala ini mirip dengan infeksi saluran nafas bagian atas karena sebab lainnya. Demam yang timbul biasanya dalan empat hari dan dapat mencapai suhu 40,6°C (105 F). Pada hari pertama hingga hari kedua sebelum dan sesudah timbulnya rash didapatkan bercak koplik (koplik spots) di daerah mukosa pipi, gejala ini dikenal sebagai tanda patognomonik campak. Gambaran rash berbentuk erupsi makulopapular berlangsung selama 14 hari setelah terpapar dan menyebar mulai kepala (muka, dahi, rambut, telinga, dan leher bagian atas) meluas ke tubuh hingga ekstremitas selama tiga atau empat hari. Bercak kemerahan biasanya menyatu pada muka dan tubuh bagian atas bila ditekan berwarna kepucatan. Pada hari ketiga dan empat bercak berwarna kecoklatan dan tidak pucat bila ditekan. (Djauzi, 2007)
Demam timbul secara bertahap dan meningkat sampai hari kelima atau keenam pada puncak timbulnya ruam. Kadang-kadang kurva suhu menunjukkan gambaran bifasik, ruam awal pada 24-48 jam pertama diikuti dengan turunnya suhu tubuh sampai normal selama periode satu hari dan kemudian diikuti dengan dengan kenaikan suhu tubuh yang cepat mencapai 40°C pada waktu ruam sudah timbul di seluruh tubuh. Pada kasus yang tanpa komplikasi, suhu tubuh mengalami lisis dan kemudian turun mencapai suhu yang normal.  Gejala awal lainnya yang sering ditemukan adalah batuk, pilek, mata merah selanjutnya di cari gejala koplik’s spot. Dua hari sebelum ruam timbul, gejala koplik’s spot yang merupakan tanda pathognomonis dari penyakit campak, dapat dideteksi. Mula-mula hanya didapatkan dua atau tiga sampai enam bintik. Kombinasi dari noda putih keabuan dan warna merah muda disekitarnya merupakan tanda patognomonik absolut dari penyakit campak. Kadang-kadang noda putih keabuan sangat kecil dan sulit terlihat dan hanya dengan sinar yang langsung dan terang dapat terlihat. Timbulnya koplik’s spot hanya berlangsung sebentar, kurang lebih 12 jam, sehingga sukar terdeteksi dan biasanya luput pada waktu dilakukan pemeriksaan klinis. Ruam timbul pertama kali pada hari ketiga sampai keempat dari timbulnya demam. Ruam dimulai sebagai erupsi makulopapula eritematosa, dan mulai timbul pada bagian samping atas leher, daerah belakang telinga, perbatasan rambut di kepala dan meluas ke dahi. Kemudian menyebar ke bawah ke seluruh muka dan leher dalam waktu 24 jam jam. Seterusnya menyebar ke ekstremitas atas, dada, daerah perut dan punggung, mencapai kaki pada hari ketiga. Bagian yang pertama kena mengandung lebih banyak lesi daripada yang terkena kemudian. Setelah tiga atau empat hari, lesi teersebut berubah menjadi berwarna kecoklatan. Hal ini kemungkinan sebagai akibat dari perdarahan kapiler, dan tidak memucat dengan penekanan. Dengan menghilangnya ruam, timbul perubahan warna dari ruam , yaitu menjadi berwarna kehitaman atau lebih gelap. Dan kemudian disusul dengan timbulnya deskuamasi berupa sisik berwarna keputihan. (Ranuh dkk, 2008)
Menurut Muhammad (2011) Penyakit Campak itu mempunyai tanda atau gejala sebagai berikut :
a. Tahap Awal (hari 1 sampai hari ke-3)
1.      Biasanya didahului dengan panas, anak kelihatan lemah-lesu, sering disertai dengan batuk-pilek
2.      Mata memerah, keluar air mata (nrocos) kalau kena sinar yang terang terasa sakit
b. Tahap Lanjut (hari ke-4 sampai hari ke-5)
1.      Anak bertambah panas, batuk semakin ngikil dan ingusnya semakin bertambah banyak
2.      Keluar bintik-bintik merah. Kalau ibu-ibu sekalian mengamati, ternyata bintik –bintik merah tersebut muncul pertama kali dari belakang telinga kemudian ke dahi kemudian ke leher dan kemudian menjalar ke badan sampai ke ke dua kaki si anak
3.      Setelah bintik-bintik merah itu tersebar merata ke seluruh tubuh, baru panas badannya turun.
c. Tahap Penyembuhan (hari ke-6 sampai hari ke-9)
1.      Biasanya mulai hari ke-6 bintik-bintik merah akan berubah warnanya menjadi kehitaman dan akan mulai berangsur-angsur hilang.
2.      Pada saat itu juga, panas badan sudah mulai menurun, batuk dan pilek sudah mulai sembuh

3.      Mekanisme penyebaran penyakit campak
Menurut Pantirapih (2009) Penularan penyakit campak yaitu dari orang ke orang melalui percikan ludah dan transmisi melalui udara ( sampai 2 jam setelah penderita campak meninggalkan ruangan). Waktu Penularan: 4 hari sebelum dan 4 hari setelah ruam. Penularan maksimum pada 3-4 hari setelah ruam.
Virus campak ditularkan melalui udara atau droplet partikel ludah. Penularan melalui parenteral biasanya mempunyai masa inkubasi yang lebih singkat. (Djauzi, 2007)
Menurut Muhammad (2011) Campak adalah penyakit menular. Saat penderita campak batuk atau bersin maka penderita akan menyemprotkan titik-titik cairan ludah atau ingus yang banyak mengandung kuman Campak. Bayi atau anak yang berada di dekat penderita akan terkena percikan ludah atau ingus yang mengandung kuman Campak tersebut. Setelah itu kumannya masuk ke saluran nafas si-bayi atau si-anak yang ada di dekatnya tadi melalui hidung. Jadinya anak atau bayi tersebut ketularan penyakit campak.
 Virus campak ditularkan secara langsung dari droflet infeksi, dan agak jarang dengan penularan lewat udara (airborne spread). Virus campak sangat sensitif terhadap panas, sangat mudah rusak pada suhu 37°C. Toleransi terhadap perubahab pH baik sekali. Bersifat sensitif terhadap eter, cahaya, trysine. Virus mempunyai jangka waktu hidup yang pendek (short survival time) yaitu kurang dari dua jam. Apabila disimpan pada laboratorium, suhu penyimpanan yang baik adalah pada suhu -70°C. (Ranuh, dkk 2008)

4.       Komplikasi penyakit campak  
Menurut Pantirapih (2009) komplikasi penyakit campak yang sering terjadi yaitu Diare yang dapat diikuti dehidrasi, Radang paru-paru, Malnutrisi, radang telinga tengah, Sariawan, Komplikasi mata. Sedangkan komplikasi yang jarang terjadi yaitu Encephalitis / radang otak, Myocarditis / radang otot jantung,  Pneumonia / radang paru-paru, Subacute Sclerosing Pan Encephalitis (SSPE) : proses degeneratif susunan saraf pusat Disebabkan karena infeksi virus yang menetap.
Komplikasi campak di kemudian hari adalah kurang gizi sebagai akibat diare berulang dan berkepanjangan pasca campak, gejala penyakit tuberkulosis paru yang lebih parah pasca mengidap penyakit campak yang berat yang disertai pneumonia. (Ranuh, 2008)

5.      Pengobatan Dan Pencegahan
Pada umumnya penyakit Campak dapat sembuh dengan sempurna. Komplikasi terjadi bila kekebalan anak tidak bagus atau anak menderita kurang gizi. Pengobatan bersifat suportif, terdiri dari pemberian cairan yang cukup, suplemen nutrisi, obat anti-demam, obat batuk dan pilek. Bila tidak ada komplikasi dilakukan rawat jalan. Rawat Inap bila demam tinggi (>39ÂșC), dehidrasi, kejang, asupan makanan / minuman sulit, atau adanya komplikasi. Pemberian Vitamin A (100.000 IU untuk anak usia 6-12 bulan dan 200.000 IU untuk >12 bulan. Vitamin A ini berfungsi untuk perbaikan selaput lendir ( mata, mulut, hidung, usus) yang meradang. (Pantirapih, 2008)
Tidak ada pengobatan khusus untuk campak. Anak sebaiknya menjalani istirahat. Untuk menurunkan demam, diberikan asetaminofen atau ibuprofen. Jika terjadi infeksi bakteri, diberikan antibiotik. maka dari itu harus berjaga-jaga. Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak-anak. Vaksin biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan gondongan dan campak Jerman (vaksin MMR/mumps, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha atau lengan atas. (Wikipedia, 2012)
Pengobatan terhadap campak merupakan terapi supportif, karena penyakit ini bersifat sembuh sendiri. Pengobatan yang penting berupa penggantian cairan yang baik karena banyak cairan yang hilang karena demam, diare maupun muntah. Cairan infus juga penting apabila pasien sudah kehilangan cairan berat. Pasien juga harus dirawat di Rumah Sakit jikalau telah ditemui komplikasi dari campak. Suplemen vitamin A, terutama pada anak dan penderita yang kekurangan vitamin A, harus diberikan segera. Juga peran dari obat anti-virus dapat diberikan pada pasien campak berat. (Sabat, 2012)
Jika hanya mengandung campak, vaksin dibeirkan pada umur 9 bulan. Dalam bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun. selain itu penderita juga harus disarankan untuk istirahat minimal 10 hari dan makan makanan yang bergizi agar kekebalan tubuh meningkat. (Wikipedia, 2012)


FADHIL AKMAL - Oktober 04, 2019

TEORI TENTANG SIKAP


Tim, Motivasi, Kerja Tim, Bersama, Kelompok, Komunitas
1.      Pengertian
Menurut Nursalam (2009) menyebutkan sikap merupakan suatu reaksi atau respon yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan. Sikap merupakan kecenderungan yang berasal dari dalam diri individu untuk berkelakuan dengan pola-pola tertentu terhadap suatu objek akibat pendirian dan perasaan terhadap objek tersebut.
Menurut Sunaryo ( 2007 ) yang dikutip dari Abu Ahmadi 1999, sikap adalah kesiapan merespons yang sifatnya positif atau negatif terhadap suatu objek atau situasi secara konsisten.

2.       Komponen Sikap
MenurutAllport (1954) dalam Notoadmodjo (2007) sikap itu terdiri dari tiga komponen pokok, yaitu:
a.    Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek, artinya bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhada pobjek.
b.    Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya bagaimana penilaian (terkandung didalamnya faktor emosional).
c.    Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave), artinya sikap adalah merupakan komponen yang mendahului tindakan atau prilaku terbuka. Sikap adalah ancaman-ancaman untuk bertindak atau berprilaku terbuka (tindakan).

3.       Ciri-Ciri Sikap
Ciri-ciri sikap menurut Wawan dan Dewi ( 2010 ) adalah sebagai berikut :
1.        Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan itu dalam hubungan dengan obyeknya. Sifat ini membedakannya dengan sifat motif-motif biogenis seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat.
2.        Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.
3.        Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap suatu objek dengan kata lain, sikap itu terbentuk, dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.
4.        Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dari segi-segi perasaan, sifat alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki orang.

4.       Sifat Sikap
Menurut Wawan dan Dewi ( 2010 ) sifat dapat pula bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif :
1.        Sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan objek tertentu.
2.        Sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai objek tertentu.

5.      Tingkatan Sikap
Nursalam (2009) menjelaskan bahwa seperti halnya dengan pengetahuan sikap juga mempunyai tingkatan, yaitu:
a.    Menerima (Receiving)
Menerima berarti mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan/objek.
b.    Menanggapi (Responding)
Memberikan jawaban jika ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan merupakan indikasi sikap. Terlepas dari benar atau salah, hal ini berarti individu menerima ide tersebut.
c.    Menghargai (Valving)
Pada tingkat ini individu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.
d.   Bertanggung Jawab (Responsible)
Merupakan sikap yang paling tinggi,dengan segala resiko bertanggung jawab terhadap sesuatu yang telah dipilih, meskipun mendapat tantangan dari keluarga.

6.       Pengukuran Sikap
Menurut Sunaryo ( 2007 ) secara garis besar, pengukuran sikap dibedakan menjadi dua cara yaitu secara langsung dan tidak langsung.
1.    Secara Langsung
          Dengan cara ini subjek secara langsung dimintai pendapat bagaimana sikapnya terhadap suatu masalah atau hal yang dihadapkan kepadanya. Jenis-jenis pengukuran sikap secara langsung yaitu :
a.    Langsung berstruktur
          Cara ini mengukur sikap dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun sedemikian rupa dalam suatu alat yang telah ditentukan dan langsung diberikan kepada subjek yang diteliti. Contoh : pengukuran sikap dengan menggunakan skala likert atau yang lebih dikenal dengan teknik “Summated Ratting”. Responden diberikan pertanyaan-pertanyaan dengan kategori jawaban yang telah dituliskan dan pada umumnya 1 sampai dengan 5 kategori jawaban yaitu sangat setuju (5), setuju (4), ragu-ragu (3), tidak setuju (2), sangat tidak setuju (1).
b.    Langsung tak berstruktur
          Cara ini merupakan pengukuran sikap yang sederhana dan tidak diperlukan persiapan yang cukup mendalam, misalnya mengukur sikap dengan wawancara bebas atau free interview, pengamatan langsung atau survei.
2.      Secara Tidak Langsung
Cara pengukuran sikap dengan menggunakan tes. Umumnya digunakan skala semantik-differensial yang terstandar. Cara pengukuran sikap yang banyak digunakan adalah skala yang dikembangkan oleh Charles E.Osgood.

7.       Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Sikap
Menurut Wawan dan Dewi ( 2010 ) faktor-faktor yang mempengaruhi sikap keluarga terhadap objek sikap antara lain :
1.    Pengalaman Pribadi
          Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.
2.    Pengaruh orang lain
          Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konfrontis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.
3.    Pengaruh kebudayaan
          Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap, kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya.
4.    Media massa
          Dalam pemberitan surat kabar maupun radido atau media komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisannya, akibatnya berpengaruh terhadap sikap konsumennya.
5.    Lembaga pendidikan dan Lembaga agama
          Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaan tidaklah mengherankan jika kalau pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.
6.    Faktor emosional
Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan penyataan yang didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.


FADHIL AKMAL - Oktober 04, 2019

TEORI TENTANG PENGETAHUAN

Buku, Pintu, Pintu Masuk, Budaya, Perpustakaan, Pengetahuan

1.       Pengertian
Pengetahuan adalah hasil dari pengindraan manusia, atau tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya,  pada waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalu iindra pendengaran (telinga), dan indra pengelihatan (mata). (Notoadmodjo, 2007)
2.       Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoadmodjo (2007) pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:
a.       Tahu (Know)
Mengingat suatu materi yang telah dipelajari atau rangsangan yang telah diterima sebelumnya. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
b.      Memahami (Comprehension)
Memahami berarti kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
c.       Aplikasi (Application)
Berarti kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situsasi atau kondisi rill (sebenarnya).
d.      Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan menjabarkan materi atau objek kedalam bagian-bagian yang lebih kecil, tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan ada kaitannya satu sama lain.
e.       Sintesis (Synthesis)
Sintesis merupakan kemampuan meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian suatu bentuk keseluruhan yang baru atau kemampuan menyusun formulasi baru dari formasi yang sudah ada.
f.       Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
3.      Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Ramadhan ( 2009 ) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu :
1. Pendidikan.
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.
2.  Mass Media/Informasi.
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek sehingga menghasilkan perubaham atau peningkatan pengetahuan. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang.
3. Sosial Budaya dan Ekonomi.
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.
4.  Lingkungan.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam dalam lingkungan tersebut.
5.  Pengalaman.
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu.
6.  Usia.
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperoleh nya semakin membaik.
4.       Kategori Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden ( Notoatmodjo, 2007 ).
Menurut Ramadhan ( 2009 ) penilaian pengetahuan dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor jawaban dengan skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian dikalikan 100% dan hasilnya berupa prosentase dengan rumus yang digunakan sebagai berikut :
                                           Sp
                            N     =            x  100 %
                                          Sm

Keterangan :

Sp  = Skor yang di dapat
Sm = Skor tertinggi maksimum
          Selanjutnya prosentase jawaban diinterprestasikan dalam kalimat kualitatif dengan acuan sebagai berikut yaitu :
1.        Baik              : nilai = 76% - 100 %
2.        Cukup           : nilai =  56% - 75%
3.        Kurang         : nilai = 40- 55%
4.        Tidak baik    : nilai < 40%


FADHIL AKMAL - Oktober 04, 2019
loading...