Darah
Darah adalah jaringan hidup
yang bersirkulasi mengelilingi seluruh tubuh dengan perantara jaringan arteri,
vena dan kapilaris, yang membawa nutrisi, oksigen, antibodi, panas, elektrolit
dan vitamin ke jaringan seluruh tubuh. Darah manusia terdiri atas plasma darah,
globulus lemak, substansi kimia (karbohidrat, protein dan hormon), dan gas
(oksigen, nitrogen dan karbon dioksida). Sedangkan plasma darah terdiri atas eritrosit
(sel darah merah), leukosit (sel darah putih) dan trombosit (platelet)
(Watson, 2002).
Darah secara makroskopis
berbentuk cair, sebenarnya darah berbentuk cair dan padat, yang apabila di
periksa di bawah mikroskopis tampak banyak benda bundar kecil di dalamnya yang
dikenal sebagai korpuskulus darah atau sel darah (Watson, 2002).
Sel darah merah yang berukuran kurang dari
6 μm dinamakan sel mikrosit dan yang berukuran lebih dari normal (9 μm -
12 μm) dinamakan sel makrosit. Komposisi molekuler sel darah merah
menunjukkan bahwa lebih dari separuhnya terdiri dari air (60%) dan sisanya
berbentuk substansi padat. Secara keseluruhan isi sel darah merah merupakan
substansi koloidal yang homogen, sehingga sel ini bersifat elastis dan lunak.
Sel darah merah dibatasi oleh membran plasma yang bersifat semipermeable dan
berfungsi untuk mencegah agar koloid yang dikandungnya tetap di dalam. Tekanan osmosis
di luar sel darah merah haruslah sama dengan tekanan di dalam sel darah
merah agar terdapat keseimbangan. Apabila sel darah merah dimasukkan ke dalam
larutan hipertonis maka air dalam sel darah merah akan mengalir ke luar
yang akan berakibat bentuk sel darah merah menjadi berkerut seperti berduri (sel
burr). Sebaliknya, apabila sel darah merah dimasukkan dalam larutan hipotonis,
maka air akan masuk ke dalam sel darah merah sehingga sel darah merah menggembung
sampai dapat pecah. Peristiwa tersebut dinamakan hemolisis yang ditandai
dengan merahnya larutan oleh karena keluarnya hemoglobin (Subowo, 2005).
Membran plasma pada sel darah merah dapat
mengalami kerusakan, sehingga tidak dapat melakukan fungsi yang diembannya.
Jenis kerusakan dapat beraneka ragam, dapat karena tusukan, robek, putus,
terkena senyawa kimia, dan sebagainya. Membran plasma berfungsi untuk
menyelubungi sebuah sel dan membatasi keberadaan sebuah sel, juga memelihara
perbedaan-perbedaan pokok antara isi sel dengan lingkungannya serta sebagai
filter untuk memilih dan memilah-milah bahan-bahan yang melintasinya dengan
tetap memelihara perbedaan kadar ion di luar dan di dalam sel (Subowo, 2005).
Sistem Peredaran Darah Manusia
Menurut Puspaningrum (2009) peredaran
darah manusia merupakan peredaran darah tertutup karena darah yang dialirkan
dari dan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah dan darah mengalir melewati
jantung sebanyak dua kali sehingga disebut sebagai peredaran darah ganda
yang terdiri dari:
1.
Peredaran Darah
Panjang/Besar/Sistemik
Adalah peredaran darah yang
mengalirkan darah yang kaya oksigen dari bilik (ventrikel) kiri jantung lalu
diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen bertukar dengan karbondioksida di
jaringan tubuh. Lalu darah yang kaya karbondioksida dibawa melalui vena menuju
serambi kanan (atrium) jantung.
2.
Peredaran Darah
Pendek/Kecil/Pulmonal
Adalah peredaran darah yang
mengalirkan darah dari jantung ke paru-paru dan kembali ke jantung. Darah yang
kaya karbondioksida dari bilik kanan dialirkan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis,
di alveolus paru-paru darah tersebut bertukar dengan darah yang kaya
akan oksigen yang selanjutnya akan dialirkan ke serambi kiri jantung melalui
vena pulmonalis.
Proses peredaran darah dipengaruhi
juga oleh kecepatan darah, luas penampang pembuluh darah, tekanan darah dan
kerja otot yang terdapat pada jantung dan pembuluh darah.
Pada kapiler terdapat spingter
prakapiler mengatur aliran darah ke kapiler :
a.
Bila spingter prakapiler berelaksasi
maka kapiler-kapiler yang bercabang dari pembuluh darah utama membuka dan darah
mengalir ke kapiler.
b.
Bila spingter prakapiler berkontraksi,
kapiler akan tertutup dan aliran darah yang melalui kapiler tersebut akan
berkurang.
Pada vena bila otot berkontraksi
maka vena akan terperas dan kelepak yang terdapat pada jaringan akan bertindak
sebagai katup satu arah yang menjaga agar darah mengalir hanya menuju ke
jantung.
Golongan Darah
Golongan
darah adalah pengklasifikasian darah dari suatu individu berdasarkan ada atau
tidak adanya zat antigen
warisan
pada permukaan membran sel darah merah. Hal ini disebapkan karena
adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein
pada permukaan membran sel darah merah tersebut. Dua jenis penggolongan darah
yang paling penting adalah penggolongan ABO
dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia
ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen
selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi
darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi
transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal,
syok, dan kematian.
(Wikipedia, 2010)
Menurut Rhesus (2012) Golongan darah adalah hasil dari
pengelompokan darah berdasarkan ada atau tidaknya substansi antigen pada
permukaan sel darah merah (eritrosit). Antigen tersebut dapat berupa
karbohidrat, protein, glikoprotein, atau glikolipid. Golongan darah manusia
bersifat herediter, dan sangat tergantung pada golongan darah kedua orang tua
manusia yang bersangkutan. Saat ini sudah dikenal puluhan sistem golongan
darah, namun sistem yang paling umum dikenal di dunia hanya ada beberapa. Di
antaranya adalah sistem ABO yang diperkenalkan Karl Landsteiner (1868-1943)
pada tahun 1903, sistem Rhesus yang diperkenalkan Landsteiner juga pada tahun
1937, dan sistem MNS (sekretor dan nonsekretor).
Menurut Wikipedia (2010) golongan
darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen
dan antibodi
yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:
a. Individu
dengan golongan darah A memiliki
sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan
antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya.
Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari
orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
b. Individu
dengan golongan darah B memiliki
antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap
antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif
hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau
O-negatif
c. Individu
dengan golongan darah AB
memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan
antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah
AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan
disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah
AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
d. Individu
dengan golongan darah O memiliki
sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B.
Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya
kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal.
Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari
sesama O-negatif
Transfusi Darah
Transfusi
darah adalah proses mentransfer darah atau darah berbasis produk dari satu orang
ke dalam sistem peredaran darah orang lain. Transfusi darah dapat menyelamatkan
jiwa dalam beberapa situasi, seperti kehilangan darah besar karena trauma, atau
dapat digunakan untuk menggantikan darah yang hilang selama operasi. Transfusi
darah juga dapat digunakan untuk mengobati anemia berat atau trombositopenia
yang disebabkan oleh penyakit darah. Orang yang menderita hemofilia atau
penyakit sel sabit mungkin memerlukan transfusi darah sering. Awal transfusi
darah secara keseluruhan digunakan, tapi praktek medis modern umumnya hanya
menggunakan komponen darah. (Medica.net, 2011)
Menurut Wikipedia (2010) transfusi darah adalah proses menyalurkan darah atau
produk berbasis darah dari satu orang ke sistem peredaran orang
lainnya. Transfusi darah berhubungan dengan kondisi medis seperti kehilangan
darah dalam jumlah besar disebabkan trauma, operasi, syok dan tidak berfungsinya organ pembentuk sel darah merah.
Transfusi darah dapat dikelompokkan
menjadi dua jenis utama tergantung pada sumber mereka: 'Transfusi homolog, atau
transfusi darah yang disimpan menggunakan orang lain. Ini sering
disebut''''Allogeneic bukan homolog. 'Autologus transfusi, atau transfusi
menggunakan darah pasien sendiri disimpan. (Medica.net, 2011)
Menurut Palang Merah Indonesia (PMI)
(2010), darah transfusi di Indonesia relatif aman dan bebas dari segala macam
penyakit berbahaya. Setiap darah donor akan dilakukan pemeriksaan yang ketat
sehingga jarang sekali seseorang mendapatkan penyakit dari darah donor. Masalah
utama transfusi darah yang saat ini masih ada adalah kecelakaan akibat
ketidakcocokan golongan darah. Meskipun angka kejadiannya boleh dikatakan
sangat kecil namun inkompabilitas transfusi darah ini beresiko menyebabkan
penderita mengalami reaksi yang sangat serius dan mengancam nyawa
Donor unit darah harus disimpan
dalam lemari es untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan memperlambat metabolisme
sel. Transfusi harus dimulai dalam 30 menit setelah unit telah diambil keluar dari
penyimpanan dikendalikan. Darah hanya dapat diberikan secara intravena. Karena
itu membutuhkan insersi kanula sekaliber cocok. Sebelum darah diberikan,
rincian pribadi pasien dicocokkan dengan darah untuk ditransfusikan, untuk
meminimalkan risiko reaksi transfusi. Kesalahan administrasi merupakan sumber
signifikan dari reaksi transfusi dan upaya telah dilakukan untuk membangun
redundansi ke dalam proses pencocokan yang terjadi di samping tempat tidur. (Medica.net,
2011)
Donor darah
Donor
darah adalah proses pengambilan darah dari seseorang secara sukarela
untuk disimpan di bank darah untuk
kemudian dipakai pada transfusi darah. Menurut Nugraha
dkk (2008) Ada dua macam donor darah yaitu :
1.
Donor keluarga
atau Donor Pengganti adalah darah yang
dibutuhkan pasien dicukupi oleh donor
dari keluarga atau kerabat pasien.
2.
Donor Sukarela adalah orang yang memberikan darah, plasma atau komponen darah lainnya atas kerelaan mereka
sendiri dan tidak menerima uang
atau bentuk pembayaran lainnya. Motivasi utama mereka adalah membantu
penerima darah yang tidak mereka kenal dan tidak untuk menerima sesuatu keuntungan.
Syarat-syarat donor darah
- Umur
18-60 tahun (usia 17 tahun diperbolehkan menjadi donor bila mendapat izin
tertulis dari orang tua)
- Berat
badan minimal 50 kg.
- Temperatur
tubuh: 36,6 – 37,5 derajat Celcius.
- Tekanan
darah baik yaitu sistole = 110 – 160 mmHg, diastole = 70 – 100 mmHg.
- Denyut
nadi teratur yaitu sekitar 70-95 kali/ menit.
- Hemoglobin
perempuan minimal 12 gr/dl, untuk pria minimal 12,5 gr/dl.
- Tidak
sedang menderita penyakit jantung, hati, paru-paru, ginjal, diabetes,
kanker, penyakit kulit kronis, dan tidak menderita penyakit infeksi :
malaria, hepatitis, HIV/ AIDS.
- Tidak
menerima transfusi darah/ komponen darah 6 bulan terakhir.
- Bagi
pendonor tetap, donor darah terakhir minimal 8 minggu yang lalu, maksimal
donor 5 kali dalam setahun.
- Bagi
wanita tidak sedang hamil, menyusui dan menstruasi.
- Bukan
Pecandu alkohol/ Narkoba. (Koraag, 2010)
Manfaat donor darah
Menurut Koraag (2010) manfaat donor
darah antara lain adalah :
a) Mengetahui
golongan darah, terutama bagi mereka yang baru pertama kali mendonorkan darah.
b) Mengetahui
beberapa penyakit tertentu yang sedang diderita. Setidaknya setiap darah yang
didonorkan akan melalui 13 pemeriksaan (11 diantaranya penyakit infeksi),
pemeriksaannya antara lain HIV/AIDS hepatitis c, sifilis, malaria, dan lain
sebagainya.
c) Mendapatkan
pemeriksaan fisik sederhana seperti pengukuran tekanan darah, denyut nadi, dan
pernafasan.
d) Mencegah
timbulnya penyakit jantung.
Sedangkan menurut Nugraha dkk
(2008) manfaat mendonorkan darah bagi kesehatan antara lain adalah :
1. Menjaga kesehatan jantung
Tingginya kadar zat besi dalam
darah akan membuat seseorang menjadi
lebih rentan terhadap penyakit
jantung. Zat besi yang berlebihan di dalam
darah bisa menyebabkan oksidasi kolesterol. Produk oksidasi tersebut akan menumpuk pada dinding arteri
dan ini sama dengan memperbesar peluang
terkena serangan jantung dan stroke. Saat kita rutin mendonorkan darah maka
jumlah zat besi dalam darah bisa lebih stabil.
Ini artinya menurunkan risiko penyakit jantung.
2. Meningkatkan produksi sel darah merah
Donor darah juga akan membantu
tubuh mengurangi jumlah sel darah merah
dalam darah. Tak perlu panik dengan berkurangnya sel darah merah,
karena sumsum tulang belakang akan segera
mengisi ulang sel darah merah yang telah
hilang. Hasilnya, sebagai pendonor kita akan mendapatkan pasokan darah baru setiap kali kita mendonorkan
darah. Oleh karena itu, donor darah menjadi langkah yang baik untuk
menstimulasi pembuatan darah baru.
3. Membantu penurunan berat tubuh
Menjadi donor darah adalah salah satu metode
diet dan pembakaran kalori yang ampuh.
Sebab dengan memberikan sekitar 450 ml darah, akan membantu proses pembakaran kalori kira-kira 650. Itu
adalah jumlah kalori yang banyak untuk
membuat pinggang kita ramping.
4. Mendapatkan kesehatan psikologis
Menyumbangkan hal yang tidak
ternilai harganya kepada yang membutuhkan
akan membuat kita merasakan kepuasan psikologis. Sebuah penelitian menemukan, orang usia lanjut yang rutin
menjadi pendonor darah akan merasakan
tetap berenergi dan bugar.
5. Mendeteksi penyakit serius
Setiap kali kita ingin mendonorkan
darah, prosedur standarnya adalah darah
kita akandiperiksa dari berbagai macam penyakit seperti HIV, hepatitis B, hepatitis C, sifilis, dan malaria.
|
FADHIL AKMAL
MASUKKAN TOMBOL TWEET DISINI |
|
0 komentar:
Posting Komentar