;

Kamis, 29 Agustus 2019

LAPORAN PENDAHULUAN : DEMAM TYPHOID

Kamis, 29 Agustus 2019


Termometer, Sakit Kepala, Sakit, Pil, Obat, Tablet
Pengertian
Demam typhoid adalah penyakit akut yang disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica typhi (S typhi). Sementara demam ParaTyphoid, penyakit yang gejalanya mirip namun lebih ringan dari demam typhoid disebabkan oleh S ParaTyphi A, B atau C. 2 bakteri S typhi hanya menginfeksi manusia. Orang biasanya menderita penyakit ini setelah memakan atau meminum yang terkontaminasi oleh kotoran (feses) yang mengandung S typhi.(Hidayat, 2006).
Demam typhus atau Typhus Abdominalis adalah suatu infeksi akut yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi. Typhi dengan masa tunas 6-14 hari. Demam typhoid yang terbesar di seluruh dunia tidak tergantung pada iklim.Kebersiha perorangan yang buruk merupakan sumber dari penyakit ini meskipun lingkungan hidup umumnya adalah baik (Widodo, 2006).
Menurut Judarwanto (2012) demam typhoid atau typhoid adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica, khususnya turunannya yaitu Salmonella Typhi.Penyakit ini dapat ditemukan diseluruh dunia, dan disebarkan melalui makanan dan minuman yang terlah tercemar oleh tinja.Demam Typhoid juga dikenal sebagain demam enterik, adalah penyakit multisistemik fatal terutama disebabkan oleh Salmonella typhi.Manifestasi protean demam typhoid membuat penyakit ini menjadi tantangan diagnostic benar.Presentasi klasik mencakup demam, malaise, sakit perut menyebar, sebelit.Tidak diobati, demam typhoid adalah penyakit melelahkan yang dapat berkembang menjadi Delirium, Optundation, perdarahan usus, perforasi usus, dan kematian dalam waktu satu bulan onset.Korban dapat dibiarkan komplikasi Neuropsikiatri jangka panjang atau permanen.
Typhoid Abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan, dan gangguan kesadaran. (Nursalam, M.Nurs dkk, 2005)
Demam typhoid adalah penyakit menular yang bersifat akut, yang ditandai dengan bakterinia, perubahan pada system retikuloendotelial yang bersifat difus, pembentuka mikroapses dan ulserasi nodus peyer distalileum. (Soegeng Soegijanto, 2005)

Patogenesis
Masa inkubasi penyakit ini rata-rata 7-14 hari.Manifestasi klinik pada anak umumnya bervariasi.Demam adalah gejala yang paling utama diantara gejala klinisnya.Pada minggu pertama, tidak ada gejala khas dari penyakit ini.Bahkan, gejalanya menyerupai penyakit akut lainnya. Gejala yang muncul antara lain demam, sering bengong atau tidur melulu, sakit kepala, mual, muntah, nafsumakan menurun, sakit perut, diare, atau justru sembelit (sulit buang air besar) selama babarapa hari. Peningkatan suhu bertambah setiap hari.Setelah minggu kedua, gejala bertambah jelas.Demam yang dialami semakin tinggi, lidah kotor, bibir krring, kembung, penderita terlihat acuh tidak acuh dan lain-lain. (Judarwanto, 2012)
Infeksi terjadi pada saluran pencernaan.basil diserap di usus halus melalui bembuluh linfe lalu masuk kedalam  peredaran darah sampai di organ-organ lain, terutama dalam hati dann linfa. Basil yang tidak dihancurkan berkembang biak dalam hati dan linfa sehingga organ-organ tersebut akan membesar (Hipertropi) disertai nyeri pada perabaan, kemudian basil masuk kembali kedalam darah (Bakterimia) dan menyebar keseluruh tubuh terutama ke dalam kelenjar limfoid usus halus, sehingga menimbulkan tukak berbentuk lonjong pada mukosa diatas plak penyeri. Tukak tersebut dapat menimbulkan pendarahan dan perforasi usus.Gejala demam disebabkan oleh endotoksin, sedangkan gejala pada saluran pencernaan disebabkan oleh kelainan pada usus. (Ngastiyah, 2005)
Banya orang yang tidak terlihat sakit tapi berpotensi menyebarkan penyakit tifus.Inilah yang disebut dengan pembawa penyakit tifus.Meski sudah dinyatakan sembuh, bukan tidak mungkin mantan penderita masih menyimpan bakteri tifus dalam tubuhnya.Bakteri bisa bertahan berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.Sebagian bakteri penyebab tifus ada yang bersembunyi di kantong empedu. Bias saja bakteri ini keluar dan bercampur dengan tinja. Bakteri ini dapat keluar lewat air seni atau tinja penderita.(Judarwanto, 2012).
Infeksi terjadi pada saluran pencernaan. Bbasil diserap diusus halus melalui pembuluh linfa lalu masuk kedalam peredaran darah  sampai diorgan-organ lain, terutama hati dan linfa. Basil yang tidak dihancurkan berkembang biak dalam hati dan linfa sehingga organ-organ tersebut akan membesar (Hipertropi) disertai nyeri pada perabaan, kemudian basil masuk kembali kedalam darah (Bakterimia) dan menyebar keseluruh tubuh terutama ke dalam kelenjar limfoid usus halus, sehingga menimbulkan tukak berbentuk lonjong pada mukosa diatas plak penyeri. Tukak tersebut dapat menimbulkan pendarahan dan perforasi usus.Gejala demam disebabkan oleh endotoksin, sedangkan gejala pada saluran pencernaan disebabkan oleh kelainan pada usus. (Ngastiyah, 2005)

Manifestasi Klinis
Masa tunas 10-20 hari yang tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui makanan, sedangkan jika melalui minuman yang terlama 30 hari. Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala prodromal yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat, nafsu makan kurang.Pada kasus yang khas demam berlangsung 3 minggu, bersifat febris remiten dan suhu tidak tinggi sekali.Selama minggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur naik setiap hari, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari.Dalam minggu kedua pasien terus berada dalam keadaan demam, pada minggu ketiga, suhu berangsur turun dan normal kembali pada akhir minggu ketiga.Gangguan pada saluran pencernaan.Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap, bibir kering dan pecah-pecah (ragaden).Lidah tertutup selaput putih kotor (coated tongue), ujung dan tepinya kemerahan. Gangguan kesadaran, umumnya kesadaran pasien menurun walaupun tidak dalam yaitu apatis sampai somnolen, jarang terjadi stupor atau koma(kecuali penyakitnya berat dan terlambat mendapatkan pengobatan). Pada punggung atau anggota gerak dapat ditemukan roseola yaitu bintik-bintik kemerahan karena emboli basil dalam kapiler kulit yang dapat ditemukan pada minggu pertama demam.(Andriana, 2012).
Menurut Judarwanto (2012) keluhan dan gejala demam typhoid tidak khas, dan bervariasi dari gejala seperti flu ringan sampai tampilan sakit berat dan fatal yang mengenai banyak system organ.Secara klinis gambaran penyakit demam typhoid berupa demam berkepanjangan, gangguan fungsi usus, dan keluhan susunan saraf pusat.
a.    Panas lebih dari satu hari, biasanya mulai dengan sumer yang makin hari makin meninggi, sehingga pada minggu kedua panas tinggi terus menerus terutama pada malam hari.
b.    Gejala gastrointestinal dapat berupa obstipasi, diare, mual, muntah, dan kembung, hepatomegaly, splenomegali dan lidah kotor hiperemi.
c.    Gejala sarap sentral berupa delirium, apatis, somnolen, spoor, bahkan sampai koma.

 Pemeriksaan Penunjang
Menurut Andriani (2011) test diagnosis yang perlu dilakukan pada pasien demam typhoid adalah :
a.    Pemeriksaan darah
1)   Pemeriksaan darah untuk kultur (biakan empedu)
Salmonella typhosa dapat ditemukan dalam darah penderita pada minggu pertama sakit, lebih sering ditemukan dalam urine dan feces dalam waktu yang lama.
2)   Pemeriksaan widal
Pemeriksaan widal merupakan pemeriksaan yang dapat menentukan  diagnosis typhoid abdominalis secara pasti.Pemeriksaan ini perlu dikerjakan pada waktu masuk dan setiap minggi berikutnya. (diperlukan darah vena sebanyak 5cc untuk kultur dan widal).
b.    Pemeriksaan sumsum tulang belakang
Terdapat gambaran tulang belakang berupa hiperaktif Reticulum Endotel System (RES) dengan adanya sel makrofak.
Menurut Owthey (2010) pada pemekrisaan hematologi rutin didapatkan peningkatan leukosit sebagai penanda adanya proses infeksi. Pada pemeriksaan widal yang dilakukan setelah panas hari 7, dinyatakan bermakna bila titer O > 1/320, atau titer O < 1/320 dan meningkat 4 kali lipat dlam dua minggu, atau titer O (-) pada awal pemeriksaan dan menjadi positif dalam dua minggu tanpa melihat angka titer. Gall kultur dengan media carr empedu menggunakan diagnose pasti demam typhoid hasilnya positf, namun demikian, bila hasil kultur negative belum menyingkirkan kemungkinan typhoid, karena beberapa alasan yaitu pengaruh pemberian antibiotika, sampel yang tidak mencukupi, yaitu darah < 5cc, riwayat vaksinasi sebelumnya, dan pengambilan darah setelah minggu pertama, sebab pada minggu pertama aglutinin  dalam darah masih tinggi sehingga menekan pertumbuhan kuman.

Penatalaksanaan
Pada demam typhoid obat pilihan yang digunakan adalah chloramphenicol dengan dosis 4 x 500mg. paracitamol diberikan sebagai penurun panas dengan dosis 3 x 500mg, mempertahankan asumsi kalori dan cairan yang adekuat. Membertikan diet bebas yang rendah serat pada penderita tanpa gejala meteorismus, dan diet bubur saring pada penderita dengan meteorismus. Cairan yang adekuat untuk mencegah dehidrasi akibat muntah dan diare istirahat tirah baring (Owthey, 2010)
Menurut Andriana (2011) pasien typhoid perlu dirawat dirumah sakit untuk mendapatkan perawatan, observasi dan diberikan pengobatan yakni isolasi pasien, desinfeksi pakaian.Perawaban yang baik untuk menghindari komplikasi, mengingat sakit yang lama, lemah, anoreksia dan lain-lain.Istirahat selama demam sampai 2 minggu setelah suhu normal kembali (istirahat total), kemudian boleh duduk jika tidak panas lagi, boleh berdiri kemudian berjalan diruangan.
Pengobatan yang sering digunakan adalah :
a.    Cloramphenicol
Cloramphenicol masih merupakan obat utama untuk pengobatan typhoid. Dosis untuk anak : 20-100 mg/kg BB/dibagi dalam 4 dosis sampai 3 hari bebas panas/minimal 14 hari.
b.    Kotrimoksazol
dosis untuk anak : 8-20 mg/kg BB/hari dalam 2 dosis sampai 5 hari bebas panas/minimal 10 hari.
Bila terjadi ikterus dan hepatomegali : selain Cloramphenicol juga di terapi dengan ampicillin 100ng/kg BB/hari selama 14 hari dalam 4 dosis (Adriana, 2010).

Komplikasi
Komplikasi demam typhoid menurut Adriana (2011) dibagi dalam :
a.    Komplikasi Intestinal
1)      Pendarahan usus
2)      Perforasi usus
3)      Ileus paralitik
b.    Komplikasi ekstra-intesnital
1)      Komplikasi kordiovaskuler
Kegagalan sirkulasi perifel (renjaran sepsis) miokarditis, thrombosis, dan tromboflebitis.
2)      Komplikasi darah
Anemia hemolitik,trombositiperia dan sidrom uremia hemolitik.
c.    Komplikasi paru
Pneumonia, emfiema, dan pleuritis.
d.    Komplikasi hepair dan kandung empedu
Hepatitis dan kolesistitis
e.    Komplikasi ginjal
Glomerulonefritis, periostitis, spondilitis, dan arthiritis.
f.      Komplikasi neuropsikiatrik
Delirum, meningusmus, meningistis, polyneuritis perifer, sindrom, katatoni.

Penangganan Diet
Diet makanan harus mengandung cukup  cairan, kalori dan tinggi protein. Bahan makanan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang dan tidak menimbulkan gas, susu 2 gelas sehari, bila kesadaran pasien menurun diberikan makanan cair melalui sonde lambung. Jika kesadaran dan nafsu makan anak baik dapat juga diberikan makanan biasa.(Andriana, 2011).
Makanan yang rendah serat dan rendah sisa bertujuan untuk memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi yang sedikit mungkin meninggalkan sisa sehingga dapat membatasi volume fases, dan tidak merangsang saluran cerna.Pemberian bubur saring, juga ditujukan untuk menghindari terjadinya komplikasi perdarahan saluran cerna atau perforasi usus.Syarat-syarat deit sisa rendah adalah energi cukup sesuai dengan umur, jenis kelamin dan aktivitas, protein cukup yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total.Lemak sedang yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total.Kabohidrat cukup yaitu sisa kebutuhan energi total.Menghindari makanan berserat tinggi dan sedang sehingga asupan serat maksimal 8gr/hari. Pembatasan ini disesuaikan dengan tolerasi perorangan, mengindari susu, produk susu, daging berserat kasar (lidah) sesuai dengan  tolerasi perorangan,menghindari makanan yang terlalu berlemak, terlalu manis, terlalu asam, dan berbumbu tajam,makanan dimasak hingga lunak dan dihidangkan pada suhu yang tidak terlalu panas dan dingin. Makanan sering dihidangkan dalam porsi kecil, jika diberikan dalam jangka waktu lama atau dalam keadaan khusus, diet perlu disertai dengan suplemen vitamin dan mineral, makanan formula atau makanan perenteral. (Utami, 2010)
Menurut Denys (2012) penderita penyakit demam typhoid selama menjalani perawatan haruslah mengikuti petunjuk diet yang dianjurkan oleh dokter untuk di konsumsi, antara lain makanan yang cukup cairan, kalori, vitamin, dan protein, tidak mengandung banyak serat, tidak merangsang dan tiding mengandung banyak gas, dan makanan lunak diberikan saat istirahat. Pada mulanya penderita diberikan bubur saring kemudian bubur kasar untuk mengindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi usus.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian makanan padat secara dini yaitu nasi, lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang sayuran dengan serat kasaar) dapat diberikan dengan aman bigi penderita.Untuk kembali kemakanan “normal”, lakukan secara bertahap bersamaan dengan mobilisasi.Misalnya hari pertama dan kedua makanan lunak, hari ke-3 makanan biasa dan seterusnya.




TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA

FADHIL AKMAL - Agustus 29, 2019
MASUKKAN TOMBOL TWEET DISINI

0 komentar:

Posting Komentar

loading...