Pengertian
Operasi caesar merupakan operasi besar, dimana dinding perut
dibuka, sampai rahim terlihat dan rahim akan diiris untuk mengeluarkan bayi dan
plasenta, kemudian rahim akan dibersihkan dan kemudian rahim dan perut akan
dijahit kembali (Manuaba, 2010)
Seksio sesaria adalah
proses persalinan
dengan melalui pembedahan dimana irisan dilakukan di perut ibu (laparatomi) dan rahim (histerotomi) untuk
mengeluarkan bayi.
Bedah caesar umumnya dilakukan ketika proses persalinan normal melalui vagina tidak
memungkinkan karena berisiko kepada komplikasi medis lainnya. Sebuah prosedur
persalinan dengan pembedahan umumnya dilakukan oleh tim dokter yang
beranggotakan spesialis kandungan, anak, anastesi serta bidan. (Wikipedia, 2009)
Menurut Benson
& Pernoll (2009) seksio sesaria adalah melahirkan janin yang sudah mampu
hidup secara trans abdominal melalui insisi uterus. Jika janin belum mampu
hidup, tindakan yang sama disebut histerotomi abdominal.
Operasi Caesar
atau Seksio sesaria adalah proses persalinan yang dilakukan dengan cara
melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding
depan perut atau vagina atau seksio caesaria adalah suatu histerektomi untuk
melahirkan janin dari dalam mulut rahim. Operasi ini dilakukan ketika proses persalinan normal
melalui jalan lahir tidak memungkinkan dikarenakan komplikasi medis (Depkes RI,
2007).
Indikasi
Menurut Benson
& Pernoll (2009) seksio sesaria dibenarkan jika persalinan pervaginam
mengandung resiko yang lebih besar bagi ibu atau janin dibandingkan dengan
seksio sesaria.
Indikasi
terhadap pasien dengan seksio sesaria ada 2 yaitu :
a. Indikasi
Ibu
Tindakan operasi
dilakukan untuk menjaga keselamatan ibu dan janinnya, untuk ibu dengan penyakit
jantung, paru, ginjal atau tekanan darah tinggi atau pada ibu dengan komplikasi
pre-eklamsi/eklamsia atau ibu dengan kelelahan persalinan. Selain itu, pecahnya
rahim, kehamilan dengan perdarahan, terhambat persalinan, panggul sempit,
kelainan letak janin, kelainan posisi kepala, persalinan lama juga merupakan
indikasi dari tindakan seksio sesaria.(Manuaba, 2009)
Menurut Indri
(2009) seksio sesaria dengan indikasi pada ibu adalah panggul sempit absolut, tumor-tumor
jalan lahir yang menimbulkan obstruksi, stenosis serviks / vagina, previa,
disproporsi sefalopelvik, ruptura uteri membakat, partus lama (prolonged labor),
partus tak maju (obstructed labor), distosia serviks, pre-eklamsi dan hipertensi.
b. Indikasi
janin
Operasi seksio sesaria
dilakukan jika kelahiran pervaginam mungkin akan menyebabkan resiko pada ibu
ataupun pada janin. Adapun indikasi
dilakukannya seksio sesaria adalah persalinan berkepanjangan, malpresentasi
atau malposisi, disproporsi sefalo pelvis, distress janin, prolaps tali pusat,
plasenta previa, abrupsio plasenta, penyakit pada calon ibu, bedah sesaria
ulangan (Simkin dkk, 2008).
Menurut Indri (2009) Indikasi pada janin dilakukan seksio
sesaria adalah kelainan letak (letak lintang, letak bokong, presentasi dahi dan
muka, presentasi rangkap, gemeli), dan gawat janin.
Klasifikasi
Seksio sesaria
Menurut
Benson dan Pernoll (2009) Ada beberapa jenis operasi Seksio sesaria yang terdiri dari:
a. Seksio sesaria
abdominalis, ada dua macam yaitu seksio sesaria
transperitonealisasi dan seksio sesaria ekstraperitonealisasi. Sectiocaesaria
transperitonealisasi sendiri terdiri dari dua cara.
1) Seksio sesaria klasik dengan insisi memanjang
pada korpus uteri yang mempunyai kelebihan mengeluarkan janin lebih
cepat, tidak mengakibatkan komplikasi kandung kemih tertarik, dan sayatan bias
diperpanjang proksimal atau distal. Sedangkan kekurangan dari
cara ini adalah infeksi mudah menyebar secara intraabdominal karena
tidak ada reperitonealisasi yang baik dan untuk persalinan berikutnya
lebih sering terjadi ruptura uteri spontan.
2). Seksio sesaria ismika atau
profunda dengan insisi pada segmen bawah rahim dengan kelebihan
penjahitan luka lebih mudah, penutupan luka dengan reperitonealisasi yang
baik, perdarahan kurang dan kemungkinan ruptura uteri spontan kurang/lebih
kecil. Dan memiliki kekurangan luka dapat melebar ke kiri, bawah dan kanan
sehingga mengakibatkan perdarahan yang banyak serta keluhan pada kandung kemih
post operatif tinggi. Sedangkan Seksio sesaria ekstraperitonealisasi,
yaitu tanpa membuka peritoneum parietalis, dengan demikian tidak membuka
kavum abdominal.
b. Seksio
sesaria vaginalis, menurut arah sayatan pada rahim, sectio caesaria dapat
dilakukan dengan sayatan memanjang (longitudinal), sayatan melintang (transversal)
dan sayatan huruf T (T-incision).
Komplikasi
Kelahiran sesaria
bukan tanpa komplikasi, baik bagi ibu maupun janinnya. Morbiditas pada seksio sesaria
lebih besar jika dibandingakan dengan persalinan pervaginam. Ancaman utama bagi
wanita yang menjalani seksio sesaria berasal dari tindakan anastesi, keadaan
sepsis yang berat, serangan tromboemboli dan perlukaan pada traktus urinarius,
infeksi pada luka (Bobak, 2005)
Ada beberapa komplikasi
seksio sesaria. komplikasi ini meliputi infeksi piogenik dinding perut, janin
abnormal yang tidak dapat hidup, janin mati, kurangnya fasilitas, perlengkapan
atau tenaga yang sesuai. (Benson & Pernoll, 2009)
|
FADHIL AKMAL
MASUKKAN TOMBOL TWEET DISINI |
|
0 komentar:
Posting Komentar