;

Kamis, 29 Agustus 2019

LAPORAN PENDAHULUAN : SEKSIO SESARIA

Kamis, 29 Agustus 2019


Perawat, Bayi Baru Lahir, Bayi, Perawatan, Kelahiran
Pengertian
Operasi caesar merupakan operasi besar, dimana dinding perut dibuka, sampai rahim terlihat dan rahim akan diiris untuk mengeluarkan bayi dan plasenta, kemudian rahim akan dibersihkan dan kemudian rahim dan perut akan dijahit kembali (Manuaba, 2010)
Seksio sesaria adalah proses persalinan dengan melalui pembedahan dimana irisan dilakukan di perut ibu (laparatomi) dan rahim (histerotomi) untuk mengeluarkan bayi. Bedah caesar umumnya dilakukan ketika proses persalinan normal melalui vagina tidak memungkinkan karena berisiko kepada komplikasi medis lainnya. Sebuah prosedur persalinan dengan pembedahan umumnya dilakukan oleh tim dokter yang beranggotakan spesialis kandungan, anak, anastesi serta bidan. (Wikipedia, 2009)
Menurut Benson & Pernoll (2009) seksio sesaria adalah melahirkan janin yang sudah mampu hidup secara trans abdominal melalui insisi uterus. Jika janin belum mampu hidup, tindakan yang sama disebut histerotomi abdominal.
Operasi Caesar atau Seksio sesaria adalah proses persalinan yang dilakukan dengan cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina atau seksio caesaria adalah suatu histerektomi untuk melahirkan janin dari dalam mulut rahim. Operasi  ini  dilakukan ketika proses persalinan normal melalui jalan lahir tidak memungkinkan dikarenakan komplikasi medis (Depkes RI, 2007).

Indikasi
Menurut Benson & Pernoll (2009) seksio sesaria dibenarkan jika persalinan pervaginam mengandung resiko yang lebih besar bagi ibu atau janin dibandingkan dengan seksio sesaria.
Indikasi terhadap pasien dengan seksio sesaria ada 2 yaitu :
a.    Indikasi Ibu
Tindakan operasi dilakukan untuk menjaga keselamatan ibu dan janinnya, untuk ibu dengan penyakit jantung, paru, ginjal atau tekanan darah tinggi atau pada ibu dengan komplikasi pre-eklamsi/eklamsia atau ibu dengan kelelahan persalinan. Selain itu, pecahnya rahim, kehamilan dengan perdarahan, terhambat persalinan, panggul sempit, kelainan letak janin, kelainan posisi kepala, persalinan lama juga merupakan indikasi dari tindakan seksio sesaria.(Manuaba, 2009)
Menurut Indri (2009) seksio sesaria dengan indikasi pada ibu adalah panggul sempit absolut, tumor-tumor jalan lahir yang menimbulkan obstruksi, stenosis serviks / vagina, previa, disproporsi sefalopelvik, ruptura uteri membakat, partus lama (prolonged labor), partus tak maju (obstructed labor),  distosia serviks, pre-eklamsi dan hipertensi.
b.    Indikasi janin
Operasi seksio sesaria dilakukan jika kelahiran pervaginam mungkin akan menyebabkan resiko pada ibu ataupun pada  janin. Adapun indikasi dilakukannya seksio sesaria adalah persalinan berkepanjangan, malpresentasi atau malposisi, disproporsi sefalo pelvis, distress janin, prolaps tali pusat, plasenta previa, abrupsio plasenta, penyakit pada calon ibu, bedah sesaria ulangan (Simkin dkk, 2008).
Menurut Indri (2009) Indikasi pada janin dilakukan seksio sesaria adalah kelainan letak (letak lintang, letak bokong, presentasi dahi dan muka, presentasi rangkap, gemeli), dan gawat janin.

Klasifikasi Seksio sesaria
Menurut Benson dan Pernoll (2009) Ada beberapa jenis operasi Seksio sesaria yang terdiri dari:
a.     Seksio sesaria abdominalis, ada dua macam yaitu seksio sesaria transperitonealisasi dan seksio sesaria ekstraperitonealisasi. Sectiocaesaria transperitonealisasi sendiri terdiri dari dua cara.
1)  Seksio sesaria klasik dengan insisi memanjang pada korpus uteri yang mempunyai kelebihan mengeluarkan janin lebih cepat, tidak mengakibatkan komplikasi kandung kemih tertarik, dan sayatan bias diperpanjang proksimal atau distal. Sedangkan kekurangan dari cara ini adalah infeksi mudah menyebar secara intraabdominal karena tidak ada reperitonealisasi yang baik dan untuk persalinan berikutnya lebih sering terjadi ruptura uteri spontan.
2). Seksio sesaria ismika atau profunda dengan insisi pada segmen bawah rahim dengan kelebihan penjahitan luka lebih mudah, penutupan luka dengan reperitonealisasi yang baik, perdarahan kurang dan kemungkinan ruptura uteri spontan kurang/lebih kecil. Dan memiliki kekurangan luka dapat melebar ke kiri, bawah dan kanan sehingga mengakibatkan perdarahan yang banyak serta keluhan pada kandung kemih post operatif tinggi. Sedangkan Seksio sesaria ekstraperitonealisasi, yaitu tanpa membuka peritoneum parietalis, dengan demikian tidak membuka kavum abdominal.
b.   Seksio sesaria vaginalis, menurut arah sayatan pada rahim, sectio caesaria dapat dilakukan dengan sayatan memanjang (longitudinal), sayatan melintang (transversal) dan sayatan huruf T (T-incision).

Komplikasi
Kelahiran sesaria bukan tanpa komplikasi, baik bagi ibu maupun janinnya. Morbiditas pada seksio sesaria lebih besar jika dibandingakan dengan persalinan pervaginam. Ancaman utama bagi wanita yang menjalani seksio sesaria berasal dari tindakan anastesi, keadaan sepsis yang berat, serangan tromboemboli dan perlukaan pada traktus urinarius, infeksi pada luka (Bobak, 2005)
Ada beberapa komplikasi seksio sesaria. komplikasi ini meliputi infeksi piogenik dinding perut, janin abnormal yang tidak dapat hidup, janin mati, kurangnya fasilitas, perlengkapan atau tenaga yang sesuai. (Benson & Pernoll, 2009)




TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA

FADHIL AKMAL - Agustus 29, 2019
MASUKKAN TOMBOL TWEET DISINI

0 komentar:

Posting Komentar

loading...