;

Jumat, 04 Oktober 2019

LAPORAN PENDAHULUAN : KEHAMILAN RESIKO 4T (Terlalu Tua, Terlalu Muda, Terlalu Dekat Jarak Kelahiran, Terlalu Banyak Anak)

Jumat, 04 Oktober 2019

Hamil, Bersalin, Belum Lahir, Orang, Kehamilan, Cium


1.      Pengertian
Kehamilan adalah suatu keadaan untuk menjadi seorang bayi yang belum lahir menjadi mampu hidup diluar lingkungan tubuh ibunya yang aman, nyaman, dan terlindung, sedangkan anda dan pasangan anda menjadi orang tua. Keadaan ini berlangsung sembilan bulan dan memberikan diri anda kesempatan untuk belajar, menyesuaikan diri, merencanakan dan menyiapkan diri menjadi orang tua adalah perubahan besar dalam hidup, lebih dari pada pengalaman lainnya. (Keppler, 2008)
Kehamilan merupakan anugerah besar bagi setiap pasangan suami istri. Kehamilan merupakan bagian episode yang di tunggu-tunggu pasangan suami istri. Artinya, akan terasa kurang lengkap rangkaian cerita rumah tangga jika didalamnya tidak ada unsur tersebut. (Wahyudi, 2010)
Kehamilan adalah faktor penentu bagi keturunan yang akan dilahirkan. Masa-masa tersebut tidak lepas dari harus adanya usaha dari pasangan suami istri agar kehamilan sang istri dapat dilewati dengan selamat secara lahir batin, serta kelak jabang bayi yang dilahirkannya sesuai dengan harapan. . (Wahyudi, 2010)
Kehamilan adalah mengandung anak (gestrasi dari periode menstruasi sebelumnya sampai persalinan, yang normalnya adalah 40 minggu atau 280 hari), dan dibagi menjadi tiga periode, atau trimester, masing-masing berlangsung 3 bulan. Kehamilan 40 minggu dikatakan cukup bulan. (Brooker, 2008)
2.      Fsiologi Kehamilan
Kehamilan merupakan sebuah fase dalam periode kehidupan perempuan saat ia mengalami perubahan hormonal yang penting. Sebagian besar kehamilan terjadi pada perempuan yang usianya masih tergolong muda dan belum berpengalaman, maka tidak mengherankan jika mereka belum bisa memahami dan mengatur diri sendiri. Kehamilan memang banyak membawa perubahan dalam tubuh perempuan, mulai dari kondisi hormon sampai bentuk tubuh. Tentu hal ini bukan tanpa maksud. Seluruh perubahan yang terjadi selama masa hamil bertujuan untuk menjaga kehamilan itu sendiri hingga saat persalinan nanti. (Aprillia, 2010)
Menurut Hidayati 2009, proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan, terdiri atas:
1.    Ovulasi
a.    Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormonal yang komplek. Ovum yang dibebaskan biasanya masuk kedalam tubuh. Bila ovum gagal bertemu sperma dalam 48 jam, ovum akan mati dan hancur.
b.    Selama masa subur, seorang wanita yang berusia 20-35 tahun, hanya akan menghasilkan 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi.
2.      Spermatozoa
a.    Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang kompleks.
b.    Spermatozoa berasal dari sel primitif tubulus.
c.    Pertumbuhan spermatozoa di pengaruhi oleh mata rantai hormonal yang kompleks. Dimulai dari panca indra, hipotalamus, hipofisis, dan sel interstisial leyding, sehingga terbentuk spermatogonium yang mengalami proses mitosis.
d.   Tiga mililiter sperma yang dikeluarkan pada hubungan seks akan mengandung 40-60 juta spermatozoa setiap mililiternya.
e.    Spermatozoa yang masuk ke dalam alat genetalia wanita dapat hidup selama tiga hari. Bila ovulasi terjadi selama masa tersebut, maka akan terjadi konsepsi.
3.      Konsepsi
Konsepsi merupakan pertemuan inti ovum dengan spermatozoa, sehingga terbentuknya zigot.
4.      Nidasi
Dalam beberapa jam setelah pembuahan terjadi, mulailah pembelahan zigot. Zigot ini telah  mampu membelah diri,segera setelah pembelahan terjadi, maka pembelahan selanjutnya berjalan lancar. Bersamaan dengan pembelahan, hasil konsepsi berjalan menuju uterus, proses ini disebut stadia morula. Didalam ini morula terdapat ruangan yang berisi cairan disebut blastula. Blastula siap mengadakan nidasi di desidua. Tertanamnya blastula di endometrium mungkin terjadi perdarahan yang disebut tanda hartman.

3.   RESIKO 4T (Terlalu Tua, Terlalu Muda, Terlalu Dekat Jarak Kelahiran, Terlalu Banyak Anak)
a.       Resiko Terlalu Tua
Wanita yang hamil diatas usia tiga puluh lima tahun menghadapi resiko lebih besar untuk mengalami komplikasi medis dibanding wanita yang lebih muda. Ini memang benar, meskipun alasannya tidak jelas. Usia itu sendiri bukan penyakit, seperti diabetes atau penyakit jantung, tetapi dibanding wanita muda, wanita yang lebih tua tampaknya menghadapi kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami masalah seperti ditemukan oleh para medis pada setiap wanita hamil, yaitu tekanan darah tinggi, diabetes gestasional, masalah pada pertumbuhan janin, atau kehamilan, melahirkan dan bayi. (Hidayati, 2009)
Sebagai gambaran tentang mengapa angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian anak (AKA) tinggi di Indonesia ada beberapa faktor yang dapat di sebut 4T, terlalu banyak anak terlalu, pendek jarak hamil dan bersalin, terlalu muda hamil dan melahirkan, dan terlalu tua untuk hamil kembali. Selain itu pengetahuan masyarakat tentang pengetahuan masih kurang, keadaan gizi masyarakat belum mantap (anemia hamil masih tinggi). (Manuaba, 2009)
Seringnya terjadi kematian pada saat persalinan, lebih banyak disebabkan karena tingginya pendarahan, selain itu, ada juga penyebab lain yang bisa menimbulkan kematian pada ibu hamil, yaitu adanya 4 terlalu (terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering dan terlalu banyak). Kondisi ini kemudian didukung oleh adanya 3 terlambat (terlambat mengenali tanda-tanda, terlambat mencapai fasilitas kesehatan dan terlambat mendapat pertolongan). (Sudarman, 2008)
Wanita yang lebih tua juga cenderung mempunyai bayi yang mengalami kelainan genetik sepertisindroma down, yang menyebabkan keabnormalan fisik dan keterbelakangan mental. Kondisi ini dapat dideteksi dengan amniosentesis atau sampel vilus korionik. Wanita diatas tiga puluh lima tahun umunya mendapat salah satu pemeriksaan ini pada awal kehamilan. Jika ditemukan adanya sindroma down atau kelainan genetik lainnya, anda akan diminta memilih untuk menjalani aborsi atau meniapkan diri untuk hidup bersama dengan seorang anak yang memiliki kebutuhan khusus. (Keppler, 2008)
b.       Resiko Terlalu Muda
Penelitian memperlihatkan bahwa kehamilan di usia muda (usia kurang dari 20 tahun) sering kali berkaitan dengan munculnya kanker rahim. Hal ini berkaitan erat dengan belum sempurnanya perkembangan dinding uterus. Kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) adalah suatu kehamilan yang karena suatu sebab maka keberadaannya tidak diinginkan oleh salah satu atau kedua calan orang tua bayi tersebut. (Efendi, 2009)
Statistik menunjukkan bahwa usia yang paling menguntungkan bagi wanita untuk hamil adalah antara dua puluh sampai pertengahan tiga puluh. Selama periode ini, masalah yang muncul lebih sedikit dibandingkan jika wanita hamil di usia belasan, akhir tiga puluh, atau empat puluh. (Keppler, 2008)
Meskipun demikian, tingkat kelahiran untuk anak pertama di usia tiga puluh dan empat puluh saat ini tampaknya lebih tinggi dari sebelumnya. Meskipun wanita usia belasan maupun tiga puluhan menghadapi resiko kehamilan yang lebih besar, seorang wanita hamil yang sehat terlepas dari usianya, kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat. (Keppler, 2008)
c.        Resiko Terlalu Dekat Jarak Kelahiran
Untuk menjaga kesehatan ibu dan anak sebaiknya jarak antara kehamilan tidak kurang dari 2 tahun. Karena kalau jaraknya terlalu dekat dapat mengganggu tumbuh kembang anak baik fisik maupun mentalnya. Hal ini disebabkan karena ASI terpaksa dihentikan, ibu tidak punya banyak waktu untuk menyiapkan makanan anak, juga berkurangnya perhatian dan kasih sayang. Ibu memerlukan waktu sekitar 2 tahun untuk memulihkan kesehatannya sebelum hamil lagi. Kalau ibu hamil terlalu cepat maka sering melahirkan BBLR. (Hendrawan, 2009)
d.       Resiko Terlalu Banyak Anak
Dengan keluarga berencana (KB) maka sebuah keluarga dapat merencanakan kapan mulai punya anak, berapa jumlah anak yang dinginkan, berapa tahun jarak antara anak satu dengan yang lain dan kapan berhenti tidak hamil lagi. Pada masyarakat yang mempunyai kebiasaan kawin muda, dianjurkan untuk menunda kehamilannya dulu sampai paling sedikit umur 18 tahun. Karena kalau hamil kurang dari 18 tahun sering melahirkan BBLR yang angka kesakitan dan kematiannya tinggi, di samping itu resiko terhadap ibunya juga tinggi. Demikian pula dianjurkan untuk tidak hamil sesudah umur 35 tahun, karena resiko terhadap bayi maupun ibunya meningkat lagi. (Hendrawan, 2009)
Mempunyai anak lebih dari 4 orang juga akan menambah resiko terhadap ibu dan bayinya. Lebih-lebih kalau jarak antara kehamilan kurang dari 2 tahun, maka ibu akan lemah akibat dari seringnya hamil, melahirkan, menyusui dan merawat anak-anaknya. Sehingga sering mengakibatkan berbagai masalah seperti ibu yang menderita anemia, kurang gizi, dan bahkan sering terjadi pendarahan setelah melahirkan yang membahayakan nyawa ibunya. Resiko melahirkan bayi cacat dan BBLR juga meningkat setelah 4 kali kehamilan dan setelah usia ibu 35 tahun. (Hendrawan, 2009)





TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA

FADHIL AKMAL - Oktober 04, 2019
MASUKKAN TOMBOL TWEET DISINI

1komentar:

dayah mengatakan...

moohon izin copy. jazakumullahu khair

Posting Komentar

loading...